Simeulue (ANTARA) - Kalangan pembeli hasil perkebunan di Kabupaten Simeulue, Aceh, menyatakan harga cengkih di kabupaten kepulauan itu menembus harga tertinggi setahun terakhir, mencapai Rp105 ribu per kilogram
Dedi, pembeli hasil perkebunan di Simeulue, Senin, mengatakan harga cengkih kering sekarang ini menjadi yang tertinggi sejak 2022. Sebaliknya buah pinang menjadi yang terendah dalam kurun waktu dua tahun belakangan ini.
"Kalau buah cengkih saat ini menjadi yang tertinggi, untuk pinang menjadi yang terendah dalam dua tahun terakhir ini. Padahal pada 2021, harga pinang mencapai Rp20 ribu per kilogram," ujar Edi.
Menurut Edi, naik turunnya harga komoditas perkebunan di Kepulauan Simeulue tergantung penampung atau tauke yang ada di Provinsi Sumatera Utara.
"Kalau dari tauke harga beli tinggi, dengan sendirinya kami juga membeli dengan harga sesuai di Simeulue," ujar Edi.
Karena itu, kata Edi, harga cengkih dan pinang saat ini sewaktu-waktu bisa saja naik ataupun turun. Tidak ada patokan harga tetap untuk pembelian di Simeulue ini.
Basri, petani di Kabupaten Simeulue, mengatakan dengan harga cengkih yang saat ini cukup tinggi menguntungkan masyarakat. Hanya saja, cengkih saat ini belum berbuah terlalu banyak.
"Cengkih ini, saat ada buahnya, harganya turun. Sebaliknya, saat tidak ada buahnya, harganya tinggi seperti sekarang," ujar Basri.
Basri berharap, harga bertahan hingga panen cengkih nanti, sehingga dapat memulihkan perekonomian masyarakat Simeulue setelah beberapa tahun terdampak COVID-19.
Cengkih tembus harga tertinggi di Pulau Simeulue
Senin, 30 Januari 2023 15:06 WIB