Banda Aceh (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Aceh mencatat realisasi pembiayaan dari industri jasa keuangan (IJK) di provinsi ujung paling barat Indonesia itu yakni sebesar Rp34,2 triliun atau tumbuh 9,8 persen dari tahun sebelumnya Rp31,1 triliun.
“Kinerja perbankan khususnya pembiayaan tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya,” kata Kepala OJK Aceh, Yusri di Banda Aceh, Senin.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela menyampaikan perkembangan kinerja lembaga jasa keuangan di Aceh Tahun 2022 saat silaturrahmi dengan awak media di Banda Aceh.
Ia menjelaskan sektor perbankan di Aceh saat ini sudah melakukan aktivitas berdasarkan prinsip syariah tumbuh secara cepat pada tahun 2022 termasuk sektor pembiayaan.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang beroperasi di Aceh karena membukukan kinerja yang positif dan akseleratif di tahun 2022 pasca implementasi Qanun LKS dan pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19,” katanya.
Ia menyebutkan untuk penyaluran pembiayaan di provinsi ujung paling barat Indonesia itu masih didominasi sektor konsumtif yakni sebesar 60 persen.
“Memang kalau kita lihat porsinya lebih besar, namun pada tahun yang sama juga penyaluran pembiayaan untuk sektor UMKM sebesar 26 persen pada tahun 2022,” katanya.
OJK Provinsi Aceh mengajak seluruh perbankan yang ada di Aceh agar dapat lebih responsif melihat peluang ekonomi dan usaha di Aceh, sehingga upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja baru akan terwujud.