Aceh Timur (ANTARA) - Jembatan rangka baja yang menghubungkan Peunaron Baru dengan Ranto Panjang Bedari dan Sri Mulya, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur, terancam amblas akibat banjir melanda kawasan pedalaman tersebut.
"Pondasi jembatan amblas dan turun hingga 60 centimeter,” kata Agus Kiswanto, warga Peunaron, di Aceh Timur, Selasa.
Menurut Agus, kondisi jembatan tersebut kini telah hilang keseimbangan. Bahkan besi penyangga jembatan mulai melengkung.
Begitu juga dengan lantai jembatan yang terbuat dari kayu, satu persatu jatuh ke sungai, sehingga tak sedikit petani dan pekebun yang terperosok kendaraannya.
"Saat ini, mobil tidak diizinkan melintas kecuali hanya kendaraan roda dua. Hal tersebut dikhawatirkan jembatan amblas," kata Agus.
Melihat kondisi jembatan tersebut, Agus mengatakan masyarakat mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur maupun Pemerintah Aceh membangun kembali jembatan tersebut membutuhkan dana lebih Rp1 miliar.
"Kami juga meminta anggota DPR Aceh dari daerah pemilihan Aceh Timur, memperjuangkan jembatan tersebut agar terbangun di tahun ini,” kata Agus Kiswanto.
Camat Peunaron Darkasyi mengaku telah mengunjungi jembatan tersebut akhir tahun lalu. Jembatan tersebut merupakan akses penghubung sejumlah desa dengan pusat ibu kota Kecamatan Peunaron.
"Kondisi jembatannya miring dan terancam roboh. Usia jembatan ini di atas 33 tahun dibangun era 1990-an melalui program Trans Swakarsa Mandiri Rawa Pakis,” katanya.
Ia mengatakan jembatan tersebut saat ini mengalami kemiringan akibat pengaruh alam seperti diterjang banjir dan kerap terjadi luapan di sungai tersebut, sehingga pangkal jembatan tergerus air.
"Jembatan sudah tua, bahkan lantainya juga telah lapuk dimakan rayab, sehingga layak dibangun kembali agar petani dan pekebun tidak terhambat membawa hasil taninya ke kota kecamatan," kata Darkasyi.