Banda Aceh (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Zaenal Abidin meminta Pemerintah Aceh dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mencari solusi terhadap permasalahan konflik manusia dan satwa liar yang terus terjadi di tanah rencong.
"Misalnya memastikan peta wilayah yang rawan terjadinya konflik satwa liar, kemudian harus ada solusi lain agar masyarakat juga bisa mencari rezeki ke hutan," kata Zaenal Abidin, di Banda Aceh, Rabu.
Zaenal menyampaikan bahwa konflik manusia dan satwa liar di Aceh sudah sangat memprihatinkan, di mana dalam tiga pekan terakhir terdapat dua kejadian penyerangan manusia oleh satwa seperti yang terjadi di Aceh Selatan dan Aceh Tengah.
Baca juga: Tim BKSDA teliti perilaku harimau serang manusia di Aceh Selatan
"Di Aceh Tengah bahkan ada yang meninggal dunia karena diserang gajah liar. Kejadian itu berselang beberapa hari setelah warga diserang harimau di Aceh Selatan," ujarnya.
Sebelumnya, pada Rabu (1/2) dua petani di Kabupaten Aceh Selatan kritis setelah diserang harimau di kawasan hutan Gunung Sampali, Desa Koto, Kecamatan Kluet Tengah kabupaten setempat.
Mereka diserang harimau tersebut secara tiba-tiba saat menginap di pondok kebun di kawasan hutan Gunung Sampali itu.
Kemudian, pada Minggu (5/2), gajah liar turun ke perkebunan milik masyarakat dan mengamuk hingga menyerang warga di sana. Peristiwa amukan gajah liar itu terjadi di Gampong Kekuyang, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah.
Akibat peristiwa itu, satu orang bernama Sufri (40) meninggal dunia dan dua orang lainnya Miswan (56) dan Safar (35) mengalami luka-luka.
Baca juga: BKSDA: Harimau masuk perangkap di Aceh Selatan alami empat luka parah
Badan penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sebanyak 80 warga Kabupaten Aceh Tengah saat ini masih bertahan di lokasi pengungsian setelah peristiwa amukan gajah liar di kebun yang telah menimbulkan traumatis terhadap masyarakat.
Zaenal menyampaikan, konflik satwa liar dengan manusia ini terjadi karena lingkungan tempat mereka mencari makan sudah terganggu, sehingga satwa itu mencari tempat baru untuk mereka tinggal dan cari makan.
"Dulu tidak pernah kita dengan ada konflik satwa liar dan manusia. Maka ini harus dipikirkan bersama, kalau saya melihat sekarang Aceh sudah rawan konflik satwa liar dan manusia, kalau ini dibiarkan saya takutkan akan ada korban jiwa lagi," katanya.
Selain itu, Zaenal mendukung langkah cepat BKSDA Aceh dalam mengurangi terjadinya konflik satwa liar dengan manusia, seperti yang terjadi di Aceh Selatan, dimana mereka berhasil menangkap harimau yang menyerang manusia.
"Kita sangat mendukung kerja-kerja seperti itu, manusia harus kita selamatkan, satwa liar juga demikian, bagaimana caranya, itu yang harus dipikirkan oleh Pemerintah Aceh termasuk DPRA," demikian Zaenal Abidin.
Baca juga: Ini jenis kelamin harimau masuk perangkap di Aceh Selatan