Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Pembela Aceh (Kampa) menyatakan menolak Pemerintah Aceh melakukan pinjaman atau utang luar negeri.
Penolakan tersebut disampaikan puluhan aktivis Kampa dalam unjuk rasa di Gedung DPR Aceh di Banda Aceh, Senin. Aksi tersebut berlangsung saat DPR Aceh menggelar sidang paripurna.
Feri Fadli, koordinator aksi, menyatakan, DPR Aceh mengadakan sidang paripurna menyetujui rekomendasi terkait utang luar negeri Pemerintah Aceh ke KFW, Bank Jerman, dengan nilai Rp1,396 triliun.
Feri Fadli menyebutkan, utang luar negeri tersebut untuk pembangunan rumah sakit regional. Dan Gubernur Aceh selaku kepala pemerintahan harus mendapatkan persetujuan legislatif jika ingin mengajukan utang.
Oleh karena itu, lanjut dia, massa Kampa mendatangi DPR Aceh guna menyampaikan penolakan utang luar negeri. Sebab, utang tersebut akan membebani generasi muda Aceh untuk 15 tahun ke depan.
"Kami menolak utang luar negeri. Aceh ini kaya akan sumber daya. Karena itu, kami menyerukan para anggota dewan tidak menyetujui utang luar negeri tersebut," kata dia.
Feri Fadli menegaskan, Kesatuan Aksi Mahasiswa Pembela Aceh mendesak Pemerintah Aceh dan DPR Aceh membatalkan rencana peminjaman uang ke luar negeri. Sebab, utang tersebut akan menjadi beban selamanya.
"Kami mendesak utang tersebut dibatalkan. Peminjaman itu mengandung riba karena ada bunga. Dan ini melanggar qanun keuangan Aceh yang mengamanahkan pengelolaan keuangan Aceh harus berprinsip keislaman," kata dia.
Feri Fadli menyatakan, pihaknya mendukung sepenuhnya pembangunan rumah sakit regional. Namun, sumber dana pembangunannya jangan dari utang.
"Sumber dana itu bisa dari Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA). Apalagi, sisa lebih anggaran APBA malah terpakai untuk yang tidak penting," kata Feri Fadli menyebutkan.
Usai menyampaikan tuntutannya, massa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi itu dipersilakan masuk ke ruang sidang utama DPR Aceh guna menghadiri sidang paripurna.
Unjuk rasa berjalan tertib tersebut mendapat pengawalan ketat personel Polri yang dipimpin langsung Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol T Saladin. Aksi tersebut juga menarik perhatian anggota dan pegawai DPR Aceh.