Lhokseumawe (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi angin kencang pada transisi peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau di wilayah timur Aceh dalam beberapa hari ke depan.
Prakirawan BMKG Stasiun Malikussaleh Wiwit Nitasari di Lhokseumawe, Kamis, mengatakan potensi angin kencang di darat berkisar 20 hingga 24 kilometer per jam. Sedangkan di lautan dapat mencapai 40 kilometer per jam.
"Peningkatan angin yang terjadi pada sore hingga malam hari tersebut juga mempengaruhi ketinggian gelombang laut yang mencapai dua meter di perairan Selat Malaka," kata Wiwit Nitasari.
Wiwit Nitasari mengatakan ketinggian gelombang laut mencapai dua meter tersebut cukup berisiko bagi aktivitas nelayan dan pelayaran. Karena itu, kepada pelaku pelayaran diminta mewaspadai potensi gelombang tinggi tersebut.
Pesisir timur Aceh, kata Wiwit Nitasari, kini sudah memasuki memasuki musim kemarau. Kendati begitu, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang disertai petir dan angin kencang masih berpotensi tersebut.
"Kondisi tersebut terjadi akibat adanya gangguan cuaca yaitu terjadinya pembelokan arah angin hingga mengakibatkan pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan di wilayah timur Aceh," kata Wiwit Nitasari.
Menyangkut titik api di musim kemarau, kata Wiwit Nitasari, sejauh ini dari pantauan BMKG Malikussaleh belum melihat adanya titik api di wilayah timur Aceh
"Namun, kami meminta masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Sebab, kebakaran lahan berpotensi terjadi saat musim kemarau seperti sekarang ini," kata Wiwit Nitasari.