Banda Aceh (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menjalin sinergi dengan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) untuk pengelolaan penerimaan pembayaran pupuk sebagai komitmen bank tersebut meningkatkan literasi perbankan syariah dan mendorong penguatan Qanun di Aceh.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan perseroan terus memperluas akses dan layanan keuangan untuk memacu inklusi dan literasi keuangan syariah, melalui berbagai sinergi dengan pemangku kepentingan terkait. Salah satu wujudnya, BSI memperkuat kolaborasi dengan PIM yang merupakan produsen pupuk yang berbasis di Loksheumawe, Aceh.
Ia menjelaskan pihaknya telah melakukan penandatanganan kerja sama antara BSI dengan Pupuk Iskandar Muda terkait pengelolaan penerimaan pembayaran digital Pupuk Iskandar Muda.
Ia mengatakan langkah tersebut merupakan salah satu upaya BSI untuk menyukseskan Qanun Aceh yang sudah berjalan sejak awal 2022 lalu. Selain itu, sinergi tersebut menjadi kelanjutan dari kerja sama lain yang sudah dilakukan oleh BSI guna menjadikan perbankan syariah bukan lagi sebagai alternatif pembayaran tetapi salah satu kekuatan perbankan nasional.
“Bank Syariah Indonesia terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada PT PIM. Dengan kerja sama ini, BSI akan menjadi salah satu bank penerima Pembayaran Pupuk oleh mitra PT PIM melalui channel Digital BSI. BSI berharap sinergi ini dapat meningkatkan hubungan bisnis yang lebih luas dan mendorong peningkatan inklusi dan literasi keuangan syariah di wilayah Aceh,” kata Anton.
Direktur Keuangan dan Umum PT Iskandar Muda Rochan Syamsul Hadi menyampaikan bahwa sinergi antara PT PIM dan BSI akan sangat bermanfaat bagi seluruh masyarakat yang berada di wilayah Aceh. Sinergi dan koloborasi ini harus terus dipertahankan.
BSI berhasil mencatat pertumbuhan kinerja positif dan sehat sepanjang Januari-Maret 2023 didukung oleh kesinambungan yang solid antara pendanaan dan pembiayaan. Pada kuartal I/2023, perseroan berhasil mencatatkan perolehan laba bersih mencapai Rp1,46 triliun, tumbuh 47,65 persen secara year on year (YoY).
Dari sisi pendanaan, BSI mampu mengoptimalisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dengan pencapaian sebesar Rp269,26 triliun, tumbuh 12,88 persen secara year on year. Angka ini didominasi oleh tabungan Wadiah yang mencapai Rp43,53 triliun. Saat ini total tabungan mencapai Rp 115,12 triliun dan menjadikan BSI berada di peringkat ke-5 tabungan secara nasional. Pencapaian ini memberikan pengaruh positif terhadap rasio Cost of Fund (CoF) BSI menjadi 1,97 persen, karena tabungan wadiah yang memberikan impact effisiensi pengurangan biaya bagi hasil.
Adapun pembiayaan, BSI mencatat pertumbuhan impresif dua digit yakni 20,15 persen secara yoy menjadi Rp213, 28 triliun. Pada periode tersebut, kualitas pembiayaan BSI terjaga dengan baik, tercermin dari NPF Gross di level 2,36 persen. Perseroan fokus pada pembiayaan jangka panjang, prudent dan mendiversifikasi alternatif pembiayaan yang sesuai segmen nasabah. Dengan demikian risiko pembiayaan dapat dimitigasi dengan baik sesuai dengan jenis pembiayaannya.
Hingga Maret 2023, total pembiayaan BSI mencapai Rp213,28 triliun, dengan porsi pembiayaan yang didominasi oleh pembiayaan konsumer sebesar Rp110,62 triliun, tumbuh 24,04 persen secara yoy. Lalu disusul pembiayaan wholesale sebesar Rp58,16 triliun, tumbuh 17,29 persen secara yoy, dan pembiayaan mikro sebesar Rp19,32 triliun, tumbuh 24,32 persen secara yoy.
Dengan aset yang tumbuh 15,47 persen secara yoy menjadi Rp313,25 triliun, BSI juga mencatat rasio keuangan yang solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Rasio ROE (Return of Equity) BSI sebesar 18,16%. Sementara itu, rasio ROA (Return of Asset) sebesar 2,48 persen dan rasio BOPO (Biaya Operasional) menjadi 69,65 persen.
“Artinya, dari sisi biaya BSI mencatat efektifitas dan efisiensi. Per Maret 2023, jumlah customer based BSI mencapai 18,4 juta nasabah. BSI dipercaya sebagai bank yang mampu memberikan benefit yang baik bagi nasabah dan stakeholders-nya secara luas,” katanya.
Baca juga: Polri mengaku belum terima laporan serangan siber yang dialami BSI