Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar mencatat angka stunting di kabupaten itu turun sebesar 5,4 persen pada tahun 2022 yakni dari 32,4 persen 2021 menjadi 27 persen tahun itu.
“Alhamdulillah tingkat prevalensi stunting di Aceh Besar turun pada tahun 2022 dan ini tidak terlepas dari komitmen Pj Bupati Aceh Besar dan seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung program intervensi stunting,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar Farhan AP di Jantho, Jumat.
Ia menjelaskan penurunan angka stunting di Aceh Besar pada tahun 2022 tersebut sesuai dengan laporan dari studi status gizi Indonesia (SSGI) yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pihaknya bertekad untuk menurunkan angka stunting di kabupaten itu dengan memaksimalkan program intervensi yang dilakukan secara berkelanjutan yang dimulai dari gampong/desa.
Adapun intervensi yang dilakukan diantaranya pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada siswi kelas tujuh dan kelas sepuluh, pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil, pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang dengan penimbangan, pengukuran panjang badan balita dan pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu.
Kemudian pemberian makanan tambahan khusus balita gizi buruk dengan formula F 75 dan F 100 untuk balita dan meningkatkan cakupan imunisasi dasar.
“Kita juga berkoordinasi dengan seluruh gampong guna memastikan agar dana desa yang ada dapat dialokasikan juga untuk penurunan stunting, karena kegiatan ini juga merupakan program secara nasional,” katanya.
Farhan yang turut didampingi Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Aceh Besar Juni Asma mengatakan program intervensi yang dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan semua pemangku kepentingan tersebut merupakan bagian untuk melahirkan generasi masa depan Aceh Besar yang berdaya saing.
Baca juga: Kemendagri apresiasi penanganan stunting di Aceh Tengah