Falevi menuturkan, pelayanan di RSUDZA Banda Aceh ini benar-benar harus maksimal, karena telah menjadi rumah sakit rujukan untuk 23 kabupaten/kota se Aceh.
Karena itu, lanjut Falevi, temuan mereka hari ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi Pemerintah Aceh untuk segera memperbaikinya, apalagi sudah berulang kali diingatkan.
"Ini menjadi perhatian khusus dari kami, dan dalam waktu dekat ini kami akan memanggil Pemerintah Aceh terkait keseriusan mengelola dan terus membenahi RSUDZA Banda Aceh ini," kata Falevi Kirani.
Sementara itu, Direktur RSUDZA dr Isra Firmansyah menegaskan bahwa pihaknya terus membenahi pelayanan di rumah sakit provinsi Aceh itu baik antrean di loket farmasi maupun ruangan IGD.
Baca juga: Penyakit saluran pencernaan dominasi pasien di RSUD Meulaboh setelah Lebaran, ruang rawat inap penuh
Untuk antrean farmasi sendiri, kata Isra, sudah diterapkan sistem pendaftaran online, sehingga masyarakat tidak harus lagi mengantri lama di loket pengambilan.
"Kalau hari ini terjadi antrean itu hanya karena pekan lalu libur panjang, maka dari itu ada antrean. Kemudian, dalam waktu dekat juga kita perluas lagi," kata Isra.
Selain itu, lanjut Isra, terkait kekurangan AC, pihaknya merencanakan pemindahan AC dari rumah sakit lama yang bangunannya sudah tidak layak lagi.
"Rencana lain pemindahan AC dari bangunan lama yang memang sudah tidak layak lagi, jadi AC di sana bisa kita pindah sementara," demikian dr Isra.
Baca juga: RSUD Meulaboh terbitkan 1.000 surat tes narkoba untuk P3K dan Bacaleg