Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Rumania merangkap Republik Moldova Meidyatama Suryodiningrat mengatakan Presiden Joko Widodo berpesan agar para dubes dapat memastikan Pemilu 2024 di luar negeri dapat berjalan aman.
"Yang pertama memastikan bahwa hak warga negara Republik Indonesia di luar negeri terpenuhi, salah satunya memastikan terkait pendaftaran pemilih dan sebagainya," kata Meidyatama Suryodiningrat yang biasa dipanggil Dimas tersebut di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Dimas menyampaikan hal tersebut seusai dilantik Presiden Jokowi bersama dengan 11 orang Dubes LBBP lain di Istana Negara Jakarta.
"Harus diingat, kami sebagai dubes yang mewakili negara, kami tidak terlibat langsung karena memang ada panitia pemilihan luar negeri, tugas kami adalah memfasilitasi hal tersebut," tambah Dimas.
Dimas menyebut pelantikannya sebagai Dubes LBBP adalah angkatan dubes pertama yang dilantik pada era endemi.
"Jadi sedikit berbeda," tambah Dimas.
Dimas menyebut bahwa Presiden berharap agar derajat pemberian suara di luar negeri sama pentingnya dengan yang ada di dalam negeri.
"Artinya menjamin seluruh warga Indonesia di luar negeri dapat melaksanakan haknya sebagai pemilih sesuai dengan undang-undang dan bahwa proses itu semua berlangsung dengan baik, jadi pemilihan di luar negeri sama pentingnya dengan pemilihan yang dilakukan di Indonesia," ungkap Dimas.
Meidyatama Suryodiningrat sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA sejak 22 Januari 2016.
Sebelum menjadi Dirut LKBN ANtara, ia adalah Pemimpin Redaksi Harian The Jakarta Post selama 6 tahun dan anggota Direksi PT Bina Media Tenggara, penerbit harian berbahasa Inggris.
Selain menekuni karir di bidang jurnalistik selama lebih dari 18 tahun, pria kelahiran Jakarta 12 Desember tersebut pernah menjalani karir sebagai analis sebuah firma konsultan strategis di Jakarta yang berhubungan dengan pemerintah dan kemasyarakatan.
Meidyatama mendapatkan gelar sarjana jurusan Ilmu Politik dan Sejarah Carleton University di Ottawa Universitas Harvard serta pascasarjana di Universitas Dalhousie.