Banda Aceh (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Provinsi Aceh menyatakan realisasi penerimaan negara dari bea dan cukai semester pertama 2023 di provinsi ujung barat Indonesia tersebut mencapai 103,17 persen.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Provinsi Aceh Safuadi di Banda Aceh, Senin, mengatakan target penerimaan negara dari bea dan cukai di Provinsi Aceh pada 2023 sebesar Rp52,2 miliar. Sedangkan realisasinya sejak Januari hingga Juni 2023 mencapai Rp53,91 miliar
"Penerimaan negara dari bea dan cukai di Aceh periode Januari hingga 2023 terealisasi sebesar Rp53,91 miliar dari target Rp52,2 miliar atau 103,17 persen. Ini menunjukkan perekonomian Aceh sudah pulih," katanya.
Baca juga: Bea Cukai musnahkan 1,1 juta batang rokok ilegal di Lhokseumawe
Ia menyebutkan penerimaan bea keluar yang berasal dari ekspor kelapa sawit memberi kontribusi terbesar. Realisasi penerimaan bea keluar dari ekspor kelapa sawit mencapai Rp35,79 miliar atau 66,38 persen dari target Rp50,42 miliar.
Sedangkan penerimaan bea masuk dari importasi Bulog, minyak bitumen, dan kantong plastik memberi kontribusi terbesar penerimaan bea masuk. Penerimaan bea masuk dari importasi tersebut sebesar Rp17,83 miliar atau 33,07 persen dari total target Rp52,2 miliar.
"Sedangkan penerimaan dari cukai mencapai Rp280 jutaan atau 0,52 persen dari total target. Untuk target khusus penerimaan cukai hanya Rp567 juta dengan realisasi sekitar 50 persen," katanya.