Rizki mengatakan medan yang dilalui tim ekspedisi cukup bervariasi, mulai dari gelombang (standing wave) yang begitu besar, sirkulasi air di belakang lobang (hole), rintangan berupa kayu (strainer), tebing dan batuan besar (under cut) hingga hidrolik.
“Karena adanya penghimpitan sungai menyebabkan tim mendapat kendala sehingga tim harus melakukan teknik membawa perahu di sungai dengan cara menuntun perahu yang diikat tali di tepian sungai,” ujarnya.
Selain itu, dalam ekspedisi tersebut pihaknya juga melakukan bakti sosial pembersihan sampah plastik di daerah aliran sungai Krueng Beutong, dengan melibatkan beberapa komunitas pencinta alam lain.
“Ekspedisi Krueng Beutong ini dilakukan untuk memetakan sungai Krueng Beutong dan juga menjadikan Krueng Beutong sendiri sebagai potensi wisata arung jeram,” ujarnya.
Baca juga: Fendra Tryshanie pimpin Federasi Arung Jeram Aceh Besar