Kata Imran, pemerintah juga mengajak Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh untuk bekerja sama dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah rumah tangga.
Termasuk, kata dia, upaya dalam pengurangan penggunaan plastik, penanganan popok bayi, dan pembalut agar tidak dibuang ke daerah aliran sungai.
“Kita tidak bisa melakukan ini sendirian. Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Pemerintah daerah, organisasi lingkungan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menjaga lingkungan kita," ujarnya.
Imran juga berharap kolaborasi yang erat antara pemerintah, organisasi lingkungan, dan masyarakat dapat menghasilkan perubahan positif dalam mengatasi masalah banjir di Kota Lhokseumawe.
“Dengan membersihkan sungai dan mengedukasi masyarakat, kami berupaya mencegah banjir dan melindungi lingkungan hidup kita untuk generasi mendatang," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut saat ini Aceh masih dalam musim peralihan, yang dapat memicu terjadinya potensi bencana hidrometeorologi.
“Untuk wilayah Aceh, musim peralihan diprakirakan hingga akhir September sampai awal Oktober dan berlanjut memasuki musim penghujan pada awal Oktober,” kata Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Faqih Musyaffa.
Baca juga: Pj wali kota instruksikan pelaksanaan lelang di Lhokseumawe secara terbuka