Sabang (ANTARA Aceh) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, serta Badan Cuaca Amerika National Oceanic and Atmospheric Administration akan melakukan penelitian gempa Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, 7 Desember 2016.
"BMKG, LIPI dan NOAA akan melakukan penelitian di lokasi patahan gempa Samudera Hindia, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh dari 8 sampai dengan 9 Maret 2017," kata Kepala Stasiun BMKG Kota Sabang SIswanto kepada Antara di Sabang, Minggu.
Guncangan gempa tektonik 6,4 Skala Richter (SR) pada Rabu (7/12) pagi pukul 05:03:36 WIB, berlokasi 18 kilometer timur laut Kabupaten Pidie Jaya, di kedalaman 10 kilometer itu menelan korban jiwa sebanyak 102 orang, 96 di antaranya warga Pidie Jaya, 4 warga Pidie, dan 2 warga Bireuen.
Kemudian, dampak dari guncangan gempa itu juga sebanyak 857 orang mengalami luka berat hingga ringan dan 83.838 korban lain menempati posko pengungsian yang tersebar di 124 titik.
Pemerintah Republik Indonesia bersama pemerintah setempat terus melakukan rehabilitasi dan rekontruksi berbagai fasiltas umum yang rusak parah serta rusak ringan akibat gempa itu.
"Kegiatan penelitian ini juga sekaligus meneliti sesar baru yang diduga memicu gempa tektonik berkekuatan 6,5 SR, Rabu (7/12) pagi pukul 05:03 Wib dan lokasinya 5,19 LU, 96,36 BT, 18 kilometer timur laut Kabupaten Pidie Jaya, Aceh di kedalaman 10 kilometer," kata Siswanto.
BMKG juga menyampaikan, penelitian di Selat Makala dan Samudera Hindia ini satu paket dengan kengiatan Ekspedisi Indonesia Prima 2017 atau Indonesia Program Initiative on Maritime Observation and Analysis/ Indonesia PRIMA (INAPRIMA) yang sedang berlangsung dari 20 Februari sampai dengan 16 Maret 2017.
Menurutnya, INAPRIMA merupakan salah satu dari 3 program utama Pemerintah Republik Indonesia yakni menjadi prioritas agenda pembangunan kemaritiman yakni observasi laut.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut penandatanganan kerja sama antara Indonesia dengan Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu terkait kelautan, terutama untuk science dan teknologi.
"Rute penelitiannya diawali pelayaran dengan Kapal Buana Jaya VIII dari Samudera Hindia-Sabang dan Sabang-Pidie-Selat Malaka dan berakhir di Jakarta. Kapal itu tiba di Sabang dari 8 sampai dengan 9 Maret 2017," kata Kepala Stasium BKMG Kota Sabang.