Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di Kabupaten Aceh Timur mencapai Rp7.300 per kilogram, dan harga ini menjadi yang tertinggi di Aceh selama Oktober 2023.
“Sedangkan harga GKP terendah di Kabupaten Nagan Raya Rp5.610 per kilogram,” kata Statistisi BPS Aceh Titiek Zurriyati di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan, sepanjang Oktober 2023, BPS mencatat harga rata-rata GKP tingkat petani di provinsi paling barat Indonesia itu turun sebesar 1,86 persen dibanding bulan sebelumnya, sehingga menjadi Rp6.374 per kilogram.
Begitu juga, lanjut dia, dengan harga rata-rata GKP di tingkat penggilingan, juga terjadi penurunan sebesar 1,80 persen sehingga menjadi Rp6.486 per kilogram.
“Harga gabah kualitas GKP menurun disebabkan sedang masa panen di beberapa wilayah sehingga produksi gabah sedang meningkat,” ujarnya.
BPS Aceh melakukan pemantauan harga gabah di beberapa daerah di Tanah Rencong, meliputi Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Barat Daya, dan Nagan Raya. Observasi harga hanya mencakup kualitas GKP.
Selain itu, BPS juga mencatat provinsi paling barat Indonesia itu telah memproduksi gabah kering giling (GKG) mencapai 1,04 juta ton selama Januari - September 2023.
Di samping itu, BPS juga memproyeksikan potensi produksi padi selama Oktober - Desember 2023 yang mencapai 354,43 ribu ton GKG, sehingga total produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 1,39 juta ton GKG.
“Jika produksi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka total produksi beras pada 2023 diperkirakan 802,75 ribu ton,” ujarnya.
Di samping itu, dia menambahkan, BPS juga mencatat penurunan nilai tukar petani (NTP) di Aceh pada Oktober 2023 menjadi 117,51 atau turun 0,45 persen dibanding bulan sebelumnya.
“Hal ini disebabkan adanya penurunan NTP pada sub sektor hortikultura dan subsektor tanaman perkebunan rakyat. Sedangkan NTP nasional berada pada angka 115,78 atau naik 1,43 persen,” ujarnya.
NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), yang merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat pertumbuhan daya beli petani.
Kata dia, indeks harga yang diterima petani pada Oktober 2023 sebesar 134,18, dan angka ini mengalami penurunan 0,68 persen dibanding periode sebelumnya.
“Komoditas yang menjadi penyumbang kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah kopi, gabah, dan cabai merah,” ujarnya.
Sedangkan indeks harga yang dibayar petani pada Oktober 2023 sebesar 114,19, dan angka tersebut juga menurun sebesar 0,23 persen dibanding bulan sebelumnya.
“Komoditas penyumbang kenaikan harga yang dibayar petani adalah cabai merah, tomat sayur dan cabai hijau,” ujarnya.
Baca juga: BPS proyeksikan produksi beras Aceh 802,75 ribu ton hingga akhir 2023