Subulussalam (ANTARA Aceh) - Lima desa di Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam, belum mendapat pasokan aliran listrik, sehingga diharapkan pihak PT PLN segera memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di daerah itu.
Camat Rundeng, Irwan Faisal kepada wartawan di Subulussalam, Selasa menyatakan, masih ada lima desa lagi, yang sebagian besar warganya bekas korban konflik belum mendapat aliran listrik PLN, padahal ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk menerangi desa mereka dari kegelapan.
Kelima desa tersebut adalah Kampung Lae Mate, Mendilam, Tualang, Tanah Tumbuh dan Kuala Kepeng.
Ia mengatakan pihaknya sudah beberapa kali mengusulkan program pemasangan jaringan listrik di daerah itu kepada PLN Cabang Subulussalam, namun hingga saat ini belum juga terwujud.
Bahkan kata Irwan, pihak PLN pernah berjanji akan memasukan jaringan listrik pada 2016.
"Informasi dulu katanya mau dimasukan jaringan listrik mulai bulan Oktober 2016, namun hingga berakhir tahun juga tak tak ada realisasinya," ungkap Irwan.
Ia menambahkan baru-baru ini tim PLN dari Provinsi Aceh datang ke Rundeng dalam rangka survey lokasi terkait rencana pemasangan jaringan listrik di wilayah pedalaman tersebut.
"Kemarin ada tim dari provinsi turun mengukur berapa jumlah tiang yang dibutuhkan untuk pemasangan di lima kampung ini. Mereka tanya, bagaimana persoalan lahan, saya jawab, itu urusan saya, yang penting aliran listrik masuk ke desa kami," kata Irwan.
"Sekarang masyarakat hidup dalam kegelapan, hanya satu dua rumah yang terang menggunakan mesin genset," kata Irwan menambahkan.
Selain aliran listrik, program lain yang sangat dibutuhkan masyarakat menyangkut pembangunan jalan antar desa mulai dari Kampung Lae Mate, Mendilam, Tualang, Tanah Tumbuh dan Kuala Kepeng. Akses saat ini hanya pembukaan jalan, belum dilakukan pengerasan dan pengaspalan.
"Yang paling dibutuhkan warga pertama pemasangan jaringan listrik, kedua masalah pembangunan jalan antara desa belum dilakukan pengerasan, baru pembukaan. Warga berharap bisa segera diaspal," ungkap Irwan.