Banda Aceh (ANTARA) - Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) membekali nelayan di Aceh terkait pengetahuan perubahan iklim dan energi baru terbarukan (EBT), dalam upaya mengantisipasi dampak ancaman fenomena perubahan iklim bagi nelayan.
“Banyak dari nelayan kita yang belum tahu soal perubahan iklim dan penggunaan EBT,” kata Ketua KNTI Aceh Azwar Anas di Banda Aceh, Selasa.
Pembekalan sekaligus lokakarya itu dilakukan KNTI Aceh bersama Subdit Perikanan Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri RI, Kementerian ESDM, Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), Organisasi Perangkat Daerah (ODP) Aceh Besar, KNTI Aceh Besar, panglima laot, penambak garam, pelaku budidaya dan pengolahan ikan.
Ia menjelaskan, perubahan iklim sudah menjadi isu nasional bahkan internasional, sehingga lintas sektor di Aceh perlu membahas program yang telah disiapkan dalam hal mitigasi atau adaptasi perubahan iklim.
Baca juga: PSDKP Lampulo tangkap empat nelayan diduga gunakan bom ikan
Kata Azwar, hasil survei yang lakukan di Aceh Besar pada April 2023 lalu, sebesar 60 persen nelayan belum mengerti soal perubahan iklim.
“Pembekalan ini baru kita berikan untuk nelayan Aceh Besar, karena Aceh Besar menjadi pilot project program EBT dan mitigasi perubahan iklim,” ujarnya.