Selain pembekalan bagi nelayan, kata dia, acara ini juga merupakan upaya untuk mendengar pandangan dan mendapatkan kesepakatan antara Kemendagri dan Pemerintah Aceh terhadap usulan prioritas untuk menjadi masukan utama bagi dalam mitigasi perubahan iklim bagi nelayan di Aceh.
“Kita membahas bagaimana cara kita mitigasi dan adaptasi dengan perubahan iklim yang terjadi di sektor perikanan dan kelautan, yang berdampak negatif kepada komunitas nelayan,” ujarnya.
Dalam forum itu, KNTI Aceh menyerukan penanganan dan usulan program untuk kesejahteraan nelayan yang menjadi prioritas nasional, sekaligus memaparkan hasil penelitian EBT dan temuan di lapangan untuk memberikan informasi terkait dengan usulan itu.
“KNTI akan terus melakukan analisa dan pendampingan untuk menyelesaikan berbagai hal yang diperlukan untuk keberlanjutan,” ujarnya.
Selain itu, kata Azwar, pihak Kementerian ESDM yang hadir dalam lokakarya itu juga mengusulkan perencanaan ekonomi biru (blue energy) perlu segera diterapkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan dan mitigasi perubahan iklim.
“Serta ini menjadi alternatif pertumbuhan ekonomi masyarakat nelayan. Ini sangat urgensi dan ini merupakan super prioritas,” ujarnya.
Baca juga: Hasil tangkap ikan nelayan Pidie capai 10,7 ribu ton, paling banyak tongkol