Ecoprint adalah sebuah seni tekstil yang menggabungkan keindahan alam dan kreativitas manusia. Dengan menggunakan daun sebagai bahan utama, ecoprint menonjol sebagai seni yang ramah lingkungan, memberikan alternatif yang indah dan berkelanjutan dalam gulungan wastra.
Dewi Malahayati, seorang pengusaha ecoprint, telah sukses menjalankan usahanya sejak tahun 2018 setelah mengikuti pelatihan pembuatan kain ecoprint. Perjalanan kreatifnya dimulai dengan langkah awal dalam seni dan pewarnaan alam, kemudian berkembang pesat sejak tahun 2019.
Berasal dari Kuta Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Dewi bukan hanya seorang pengusaha, tetapi juga merupakan sosok inspiratif di dunia ecoprint. Setelah mengikuti pelatihan dasar, ia tidak hanya memperdalam pengetahuannya, tetapi juga membangun dasar yang kuat untuk terlibat secara aktif dalam produksi kain ecoprint.
Baca juga: Parade pakaian tradisional lintas benua warnai penutupan IFF di USK Banda Aceh
Baca juga: Parade pakaian tradisional lintas benua warnai penutupan IFF di USK Banda Aceh
Keunikan dari karyanya tidak hanya terletak pada keindahan visualnya, tetapi juga pada nilai-nilai ramah lingkungan yang diusungnya. Dewi Malahayati dengan gigih memadukan seni dan keberlanjutan, menjadikan setiap kain sebagai cerminan kreativitas dan kepedulian terhadap alam.
Keunikan ecoprint terletak pada karakteristik dari setiap daunnya. Daun seperti kalpataru, daun jati, dan daun jambu menjadi bintang utama dalam pembuatan ecoprint. Bahkan hampir semua jenis daun dapat digunakan, karena masing-masing daun memiliki karakteristik tersendiri yang unik.
Proses ecoprint dimulai dengan merebus daun dalam air panas untuk mengeluarkan pigmen alaminya.
Setelah direbus, daun-daun yang sudah diolah diletakkan dengan hati-hati di atas kain. Proses penempelan melibatkan ketukan lembut untuk memastikan daun meninggalkan jejaknya pada kain.
Para perajin tidak terbatas pada satu jenis kain. Berbagi jenis kain, mereka menjelajahi keindahan pada kain seperti kain katun hingga kemewahan dari kain sutra dapat menjadi kanvas bagi seni ini menambah keberagaman dan keunikan dalam setiap karyanya.
Ecoprint bukan hanya sekedar seni, tetapi juga investasi dalam keindahan alam. Harga yang dihasilkan dari karya-karya ini mulai dari Rp350.000 sampai Rp500.000, bahkan bisa lebih tinggi tergantung pada bahan dan cara mendesainnya. Meskipun harganya tinggi, tetapi sebanding dengan keindahan dan kualitas yang dihadirkan.
Penghasilan perajin ini dapat mencapai 30juta per bulan, menciptakan peluang bagi mereka yang ingin mendalami teknik ini. Proses kreatifnya menjadi sebuah kisah menakjubkan, di mana daun-daun yang dipilih dengan cermat dan bahan-bahan alami lainnya digunakan untuk menciptakan motif eksklusif pada kain.
Baca juga: Tips memilih baju sarimbit untuk Lebaran
Baca juga: Tips memilih baju sarimbit untuk Lebaran
Ecoprint tidak hanya menciptakan karya seni, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan manusia dengan keindahan alam. Dengan menggunakan tinta yang terbuat dari bahan alami dan ramah lingkungan, ecoprint meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Sebagai seni yang menarik, ecoprint memanfaatkan berbagai jenis daun untuk menciptakan pola yang tak terduga. Setiap ekspresi seni ini menjadi sebuah perjalanan, dimana seniman merangkai elemen alam menjadi karya unik dan tidak terulang. Dalam setiap kain yang dihasilkan, ecoprint meninggalkan jejak keindahan alam yang akan selalu dikenang dalam setiap sudut kain
Berbeda dengan metode tradisional, ecoprint tidak dibuat dengan per meter, melainkan dengan perpanjangan perpotongan seperti lontong yang digulung. Inovasi ini memberikan dimensi baru pada teknik ini, menciptakan karya yang lebih fleksibel dan unik.
Namun, seperti seni tradisional lainnya, ecoprint juga dihadapkan pada tantangan. Globalisasi dan perubahan gaya hidup modern dapat mengancam keberlanjutan teknik ini. Oleh karena itu, upaya pelestarian dan promosi perlu terus dilakukan untuk memastikan warisan ini tetap hidup.
Sensasi dan keunikan setiap ecoprint juga menciptakan kesempatan untuk menggali lebih dalam ke dalam keajaiban alam. Saat menyaksikan proses transisi warna dari tanaman ke kanvas, kita diingatkan akan keindahan siklus kehidupan yang terus berputar. Secara tidak langsung, karya-karya ini mengajarkan kita untuk menghargai detil kecil yang sering terlewatkan dalam kehidupan sehari-hari, serta menyadari bahwa setiap goresan merupakan bagian dari narasi alam yang lebih besar.
Ecoprint bukan hanya sekedar pencetakan, tetapi juga perjalanan seni yang mendalam. Seniman mengeksplorasi tidak hanya keindahan alam, tetapi juga diri mereka sendiri, menemukan inspirasi dalam setiap warna dan bentuk yang diciptakan.
Dengan setiap goresan ecoprint, kita merayakan keajaiban alam dan memperkuat ikatan kita dengan lingkungan. Dalam setiap goresan ecoprint, kita tidak hanya menciptakan karya seni yang memukau, tetapi juga merayakan keajaiban alam yang tak ternilai. Ecoprint, teknik cetak alami yang menggunakan tanaman dan bahan organik, menghadirkan keunikan dalam setiap karya. Melalui proses ini, kita dapat melihat jejak-jejak alam yang mencerminkan keberagaman tumbuhan di sekitar kita.
Dewi Malahayati, dengan usahanya yang penuh semangat, telah menjadikan ecoprint sebagai lebih dari sekadar tren mode. Ia membuktikan bahwa keindahan dan keberlanjutan dapat bersatu dalam karya seni yang memukau. Lewat kisahnya, kita diajak untuk mengapresiasi ekspresi seni yang bertanggung jawab terhadap alam dan membawa dampak positif bagi masyarakat.
Dan ecoprint juga menjadi medium yang unik untuk menyampaikan pesan keberlanjutan dan konservasi lingkungan. Dengan memanfaatkan bahan-bahan alam yang ramah lingkungan, karya-karya ecoprint menciptakan kesadaran akan pentingnya merawat alam dan menggunakan sumber daya secara bijaksana. Dewi Malahayati dengan usahanya memberikan contoh bahwa kesuksesan bisnis dapat dicapai tanpa harus mengorbankan lingkungan.
Selain itu, Dewi juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan lingkungan. Ia terlibat dalam program pendidikan tentang keberlanjutan dan pelestarian alam. Melalui workshop dan seminar, ia berbagi pengetahuannya tentang cara menghargai alam melalui seni ecoprint, menginspirasi banyak orang untuk peduli terhadap lingkungan sekitar.
Ini komitmen Mendag kembangkan produksi cabai di Aceh
Penting untuk dipahami bahwa ecoprint tidak hanya sekedar seni visual, tetapi juga merupakan bentuk apresiasi terhadap keanekaragaman hayati. Melalui proses ini, seniman tidak hanya mencetak warna alam, tetapi juga menghormati dan merayakan keindahan alam yang diberikan.
Terdapat di LKP Ija Lhee Sagoe, toko ecoprint yang berlokasi di Pusong Lama, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh.
Dengan menawarkan berbagai produk ramah lingkungan, kamu juga dapat mengikuti perkembangan dan penawaran terbaru melalui akun Instagram mereka, @officialiJaLheeSagoe serta menyaksikan konten menarik di TikTok mereka dengan username yang sama Ija Lhee Sagoe.
Penulis: Imellda Lidyana, mahasiswa Malikussaleh
Baca juga: Tips padu padan fesyen masuki musim hujan
Penulis: Imellda Lidyana, mahasiswa Malikussaleh
Baca juga: Tips padu padan fesyen masuki musim hujan