Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Dinas Pertanian setempat menargetkan luas tanam cabai merah dalam rangka mengantisipasi inflasi di daerah setempat pada 2024 seluas 210 hektare.
“Penanaman cabai yang dilakukan secara serentak di daerah produksi komoditas tersebut merupakan bagian menekan laju inflasi yang salah satunya disebabkan kenaikan harga cabai merah di pasaran,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian Aceh Besar Agus Rizal di Aceh Besar, Kamis.
Ia menjelaskan untuk menjamin ketersediaan komoditas pangan, pihaknya menggalakkan kegiatan tanam serentak untuk cabai khususnya dan komoditas lainnya yang merupakan bagian untuk ketersediaan kebutuhan di pasaran.
“Artinya, lewat tanam serentak tersebut juga akan menjamin ketersediaan dan akhirnya juga akan berdampak terhadap stabilnya harga kebutuhan di pasaran,” katanya.
Baca: Harga cabai merah di Aceh naik jelang Idul Adha
Ia mengatakan untuk pengembangan cabai merah tersebut tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Aceh Besar dengan daerah sentral di Kecamatan Lembah Seulawah, Kecamatan Seulimum, Kecataman Kuta Cot Glie, Kecamatan Indrapuri, dan Kecamatan Lhoong.
“Insya Allah target penanaman cabai merah ini akan terwujud dan kita juga akan terus mengoptimalkan pembinaan para petani guna memperoleh hasil maksimal,” katanya.
Adapun upaya yang dilakukan untuk mencapai target penanaman dan produksi seperti pembinaan secara keberlanjutan kepada kelompok tani melalui tenaga penyuluh dan memberikan bantuan sarana produksi serta penggunaan benih unggul.
Ia menambahkan produksi cabai merah di Kabupaten Aceh Besar rata-rata enam ton per hektare.
Pihaknya optimistis dengan adanya tanam serentak dan dilakukan secara keberlanjutan akan mampu menekan laju inflasi yang sering disebabkan oleh kenaikan harga cabai merah di pasaran.
Baca: Cabai merah penyumbang dominan inflasi tahunan Aceh pada Mei