Banda Aceh (ANTARA) - Balai Bahasa Provinsi Aceh (BPPA) memberikan edukasi dan bimbingan teknis (bimtek) kepada 50 guru utama revitalisasi bahasa Gayo yang mengalami kemunduran jumlah penutur.
"Karena dikhawatirkan bahasa Gayo terancam punah. Upaya ini dilakukan agar ditingkat tunas (SD dan SMP) bahasa Gayo tidak punah," kata Widyabasa Ahli Muda BBPA Irawan Syahdi di Banda Aceh, Rabu.
Bimtek ini merupakan tindak lanjut dari rakor dan diskusi kelompok terhimpun (DKT) revitalisasi bahasa Aceh yang diadakan 5-8 Maret 2024 lalu di Banda Aceh. Juga bagian dari tahapan revitalisasi bahasa daerah yang berlangsung 16–18 Juli 2024.
Dirinya mengatakan, revitalisasi bahasa daerah Gayo ini sudah memasuki tahun kedua sejak dilaksanakan pada 2023 lalu.
Diharapkan para guru utama SD dan SMP di Gayo Lues semakin serius meningkatkan minat tutur bahasa daerah kepada para generasi muda.
Baca: BBPA gali bakat literasi generasi muda Aceh lewat bengkel sastra
"Guru harus serius dan berkomitmen untuk meneruskan nya lagi kepada guru dan peserta didik di tempatnya mengajar," ujar Irawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gayo Lues, Anwar, menyatakan bahwa revitalisasi bahasa Gayo sangat penting dilakukan karena penutur jati bahasa Gayo mengalami kemunduran sehingga berada dalam status rentan.
Dalam kesempatan ini, dirinya berharap bimtek revitalisasi bahasa daerah ini bisa mencetak prestasi yang membanggakan pada festival tunas bahasa ibu tingkat provinsi Aceh November mendatang.
"Agar bahasa Gayo jangan sampai kritis apalagi menuju terancam punah, Dinas Pendidikan Gayo Lues sangat mendukung pelaksanaan program revitalisasi Bahasa Gayo ini," demikian Anwar.
Baca: BBPA target berdayakan 80 komunitas literasi untuk tumbuhkan budaya baca