Singkil (ANTARA Aceh) - Tanpa sarana dan prasarana yang memadai tidak menjadi halangan bagi Syafrizal Rao SPd untuk mengabdi mencerdaskan anak bangsa di daerah terpencil di Desa Rantau Gedang, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil.
Desa Rantau Gedang adalah salah satu desa kawasan yang masuk kategori daerah tertinggal, terluar dan terpencil (3T) yang berdekatan dengan Desa Teluk Rumbia.
Kedua desa yang berada di kawasan daerah aliran sungai itu masih tergolong terisolir di Kecamatan Singkil, sehingga bila musim penghujan tiba, kedua desa ini sulit dilalui karena ruas jalan yang masih tahap pengerasan akan berlumpur dan tergenang banjir.
Itulah yang dirasakan Syafrizal yang menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP Terbuka satu atap di Rantau Gedang, dengan sejumlah guru yang seadanya dan jumlah murid kurang dari 45 orang.
Jiwa pendidik yang “membara†di diri Syafrizal patut diteladani. Karena ia yang sudah 13 tahun mengabdi itu bertekad agar warga di daerah terisolir itu tidak terbelakang pendidikannya.
Bahkan dirinya rela berjalan keliling kampung demi hanya merekrut anak sekolah yang tidak bersekolah.
Syafrizal tak mampu meninggalkan sekolah terpencil ini, dia merasa khawatir sekolah ini akan kekosongan kepala sekolah.
Syafrizal jebolan FMIPA USU, Sumatera Utara pada tahun 1998 itu sudah menjadi guru sejak tahun 2014. Pertama sekali mengajar di SMP Pulau Banyak. Dan juga berhasil menyambung pendidikan FKIP di Unsyiah Banda Aceh dan selesai 1998.
Sungguh pengalaman yang panjang dalam dunia pendidikan, suka duka, dalam perjalanan ke sekolah sejak tahun 2004 menuju sekolah ini sebelum ada jalan tembus dari Kampong Pasar sejauh 20 Km.
Menuju sekolah ini setiap harinya menggunakan perahu bermesin robin berbahan bakar minyak bensin dengan lama perjalanan 45 menit.
Sehingga tak heran bila melintasi sungai lebar ratusan meter itu, terkadang ada rasa was was, bertemu dengan hewan melata yang buas, namun dangan niat tetap demi tugas karena Allah.