Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Produksi udang windu di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, mulai meningkat hingga 50 persen dalam setahun terakhir, seiring membaiknya kualitas air dan pola perawatan yang baik.
Kepala Bidang Pengawasan Bina Mutu Hasil Perikanan pada Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Aceh Utara, Razali di Lhokseumawe, Senin mengatakan, peningkatan produksi tersebut umumnya dipengaruhi oleh faktor keseimbangan antara air tawar dan air asin (air payau) yang proporsional, sehingga ikut mempengaruhi pertumbuhan udang yang dibudidayakan di areal pertambakan.
"Apabila komposisi air tawar dan air asin memadai, maka akan sangat baik untuk berkembangnya pertumbuhan udang windu," ujar Razali.
Dikatakan, hal lain yang mempengaruhi produksitivitas udang windu di Aceh Utara adalah pola budidaya dan penanganan udang yang dilakukan oleh petani tambak sudah proporsional dan ramah lingkungan.
"Jika sebelumnya, penggunaan pupuk kimia dan bahan pestisida pada tambak sangat tidak menentu, akan tetapi sekarang pengunaan bahan-bahan tersebut untuk peningkatan produksi telah dibatasi sesuai dengan kebutuhan dan takaran," jelas Razali lagi.
Ia menyatakan, produksi udang windu di Aceh Utara sempat mencapai kejayaannya belasan tahun silam. Akan tetapi, saat diserang penyakit yang terjadi secara besar-besaran dalam waktu yang lama, akhirnya banyak petani tambak yang gulung tikar.
Hal itu terjadi, menurut dia, akibat penggunaan bahan pupuk serta racun kimia yang tidak terkontrol oleh petani tambak.
"Saat ini melalui berbagai penyuluhan tentang budidaya perikanan, maka petani tambak semakin mengerti terhadap penggunaan berbagai bahan kimia serta berdampak kepada peningkatan produktivitas kembali," kata Razali.