Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial memberi bantuan kaki palsu bagi 56 orang disabilitas di provinsi paling barat Indonesia itu, dalam upaya membantu kelompok rentan ini meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup.
Kepala Dinas Sosial Aceh Muslem Yacob di Banda Aceh, Kamis, mengatakan bantuan kaki palsu ini merupakan perintah langsung Pj Gubernur Aceh Safrizal kepada dirinya beberapa waktu lalu, sehingga saat sudah mulai dilakukan pengukuran bagi para penerima manfaat.
“Alhamdulillah dengan anggaran yang tersedia di perubahan bisa dicover 50 orang dan berkat kerja keras dari jajaran di Bidang Rehabilitasi Sosial bisa ditambah enam orang lagi penerima,” katanya.
Ia menjelaskan kegiatan ini merupakan komitmen Pemerintah Aceh dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada para penyandang disabilitas berupa kaki palsu, yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup.
Muslem berharap melalui program tersebut setiap penerima manfaat dapat memperoleh kaki palsu yang nyaman, fungsional dan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Perhatian bagi warga disabilitas menjadi fokus pemerintah untuk terus menciptakan aksesibilitas yang lebih baik bagi penyandang disabilitas, serta membantu kelompok ini dalam meraih kembali kemandirian dan kualitas hidup yang baik.
“Setelah selesai pengukuran, cetakan kaki palsu akan diserahkan pada awal Desember nanti,” ujarnya.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Aceh Isnandar mengatakan saat ini sedang dalam tahapan pengukuran yang diikuti para penyandang disabilitas dari 13 kabupaten/kota.
Di antaranya warga Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Nagan Raya, Pidie Jaya, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Simeulue, Aceh Besar, Banda Aceh dan Subulussalam.
“Kegiatan yang bersumber dari anggaran Pemerintah Aceh ini dimaksud dalam rangka membangun masyarakat inklusi, dan sumber daya manusia disabilitas yang unggul di Aceh,” ujarnya.
Pengukuran ini berlangsung selama dua hari sejak Rabu, kemarin. Khusus bagi warga dari daerah Kepulauan Simeulue, Dinsos Aceh memberikan tambahan waktu satu hari pada Jumat mengingat jadwal transportasi, jarak dan waktu tempuh yang jauh.
“Kita juga menyediakan konsumsi dan tenda bagi peserta yang ingin beristirahat sambil menunggu antrian pengukuran,” ujarnya.