Banda Aceh (ANTARA) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Aceh mendukung penuh upaya percepatan hilirisasi produk berbasis riset di wilayah provinsi paling barat Indonesia itu, baik melalui penyusunan regulasi hingga pendampingan intensif dalam penelitian.
Kepala BPOM Aceh Yudi Noviandi dalam keterangannya di Banda Aceh, Selasa, mengatakan peran BPOM sangat penting dalam mendukung hilirisasi produk inovasi berbasis riset.
Menurutnya, perkembangan teknologi telah menghasilkan berbagai inovasi di bidang pangan, obat bahan alam, dan kosmetik yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat.
"BPOM mendukung penuh percepatan hilirisasi produk inovasi melalui penyusunan regulasi yang mendukung pengembangan produk berbasis bahan alam serta pendampingan intensif dalam penelitian dan pengembangannya," kata Yudi.
BPOM Aceh juga telah menggelar diskusi terpusat dengan melibatkan peneliti dari berbagai perguruan tinggi di Aceh, yang bertajuk fasilitasi hilirisasi riset dan inovasi pangan, obat bahan alam, suplemen kesehatan, dan kosmetik.
Baca: BPOM Aceh edukasi warga tak buang sampah obat sembarangan cegah AMR
BPOM menghadirkan pembicara seperti Kepala Atsiri Research Center (ARC) Nilam Aceh Syaifullah Muhammad, Ketua Tim Kajian dan Konsultasi Regulasi Pangan BPOM Lili Defi Z, Ketua Tim Kajian dan Konsultasi Regulasi Obat Bahan Alam Wijiahsih dan Ketua Tim Kajian dan Konsultasi Regulasi Kosmetik, Sari Indira Setyowati.
Menurut Yudi melalui sinergi antara BPOM, akademisi, dan industri diharapkan akan semakin memperkuat kerjasama untuk mendukung pengembangan riset dan inovasi di provinsi berjulukan Tanah Rencong itu.
BPOM juga terus berkomitmen untuk mendukung inovasi lokal, dengan harapan dapat menghasilkan produk yang tidak hanya berdaya saing tinggi, tetapi juga bermanfaat luas bagi masyarakat dan industri di Indonesia.
"Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan efektivitas pendampingan, memberikan solusi nyata terhadap kendala hilirisasi, serta mendorong penggunaan bahan alam untuk menggantikan bahan berbahaya, khususnya dalam pengembangan bahan tambahan pangan," ujarnya.
Ketua Tim Kajian dan Konsultasi Regulasi Pangan BPOM Lili Defi Z menyebut sejumlah tantangan yang kerap dihadapi dalam hilirisasi riset, seperti keterbatasan ketersediaan bahan baku, tingginya biaya, serta minimnya regulasi yang mendukung.
“Untuk mengatasi hal tersebut, BPOM hadir dengan berbagai inisiatif, seperti penyusunan standar/regulasi, pendampingan penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), hingga program jemput bola untuk mempercepat pemberian izin edar produk inovasi," katanya.
Baca: BPOM dan nakes di Aceh kolaborasi kendalikan resistensi antimikroba