Aceh Tamiang (ANTARA Aceh) - Aksi pembalakkan liar di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Tamiang semakin marak sebagai akibat kebijakan Pemerintah Provinsi Aceh menarik personil polisi hutan (Polhut) di kabupaten dan kota.
Pemantauan wartawan, Jumat malam, pada pukul 22.41 hingga 00.56 WIB terlihat ada dua rakit yang dihanyutkan ditarik oleh boat di perairan DAS Aceh Tamiang menuju kilang pengolahan di Desa Kotalintang, Kecamatan Kota Kualasimpang.
Praktik tersebut hampir setiap malam berjalan, apalagi saat Pilbup lalu, mata masyarakat pokus pada pilkada, pembalakkan drastis meningkat sangat tajam tanpa ada tindakan hukum.
Praktisi lingkungan, Abdullah Muhammad Amin, SH mengatakan, kebijakan Pemerintah Aceh tersebut harus dikaji ulang, dimana sistem yang sudah dibangun (Polhut) yang bertugas menjaga hutan, tidak ditarik fungsinya dari kabupaten ke provinsi.
"Akibatnya ya begini, dimana yang seharusnya kabupaten punya wewenang bersama Polhut untuk memberantas praktik ilegal logging akhirnya tidak punya kekuatan hukum tetap, bukan berarti Pemkab Aceh Tamiang membiarkan. Secara de facto tetap mengawasi, tapi secara yuridis nihil," tegasnya.
Dia berharap kebijakan tersebut ditinjau ulang dan dikembalikan sistemnya pada fungsinya masing-masing, agar tupoksi Polhut bisa berjalan seperti semula.
Di sisi lain, Bupati Aceh Tamiang, H Hamdan Sati minta kepada tampuk pimpinan Pemerintah Aceh yang baru (H Irwandi Yusuf) untuk mengembalikan fungsi Polhut dan Rangers yang pernah ada direkrut kembali.
Lebih jauh dikatakan, jika fungsi mereka tidak dioptimalkan seperti semula, serta segala kebijakan kabupaten sebagai hak penguasaan hutan di kabupaten ditarik oleh provinsi akan menyebabkan tanpa pengawasan, sebab tidak ada kepastian hukum untuk melakukan tindakan terhadap pelaku pembalakkan.
"Saya berharap kepada pemerintahan Irwandi, agar mengkaji ulang, serta mengembalikan fungsi Polhut di tiap-tiap kabupaten/kota untuk menjalankan tugasnya sebagaimana yang telah diamanahkan kepada mereka. Agar eskalasi pembalakkan bisa ditekan secara perlahan," pinta Hamdan.