Maka dari itu, dirinya mengajak semua pihak merenungkan kembali betapa pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Karena, ancaman radikalisme dan separatisme merupakan tantangan serius yang dapat memecah belah.
“Upaya penangkalan kita lakukan bersama sejak dini. TNI, khususnya Korem 011/Lilawangsa berkomitmen penuh dalam menjaga keutuhan NKRI. Namun tugas ini membutuhkan sinergi dan kolaborasi yang kuat dengan seluruh masyarakat,” tegas Danrem.
Di sisi lain, Kolonel Ali Imran juga turut menyinggung maraknya kasus bullying atau perundungan yang masih menghantui lingkungan pendidikan.
Menurutnya, bullying di sekolah itu cerminan dari dua hal, yaitu karena kegagalan sistem pendidikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif.
Baca: Prajurit Korem Lilawangsa sabet medali emas kejuaraan bina raga dunia
Kemudian, rendahnya literasi emosional di kalangan siswa tidak disiapkan secara sistematis oleh lembaga pendidik.
"Kedua faktor ini saling terkait dan tak bisa teratasi secara parsial," ujarnya.
Dirinya menuturkan, secara kasat mata ejekan atau olokan seperti guyonan biasa saja bagi anak-anak. Tetapi, juga bisa sebaliknya yang menimbulkan dampak serius jika kasus perundungan ditutupi demi menjaga citra institusi.
“Akibatnya, banyak korban yang akhirnya memilih diam, menderita dalam sunyi, bahkan sayangnya, berdampak berhenti sekolah karena merasa tak berdaya,” katanya.
