"Untuk mengantisipasi atas kemungkinan bencana banjir, kita telah tetapkan status siaga darurat sejak pekan lalu," ucap Kepala BPBD Agara, Ramadhan di Kutacane, Agara, Senin.
Melalui status tersebut, lanjutnya, maka pihak wajib melakukan pemantauan terhadap sejumlah titik atas kemungkinan langganan banjir akibat jebolnya tanggul penahan air sungai.
Data pihaknya menyebut sejumlah desa terdampak banjir, seperti Mandala dan Kutacane Lama di Kecamatan Babussalam, serta Pedesi dan Bambel Gabungan di Kecamatan Bambel.
Kemudian Titi Mas dan Tuhi Jongkat di Kecamatan Babul Rahmah, serta Pulo Piku dan Kuta Ujung di Kecamatan Darul Hasanah, dan beberapa desa lain di Aceh Tenggara.
Dia mengungkapkan penyebab ini karena hujan beberapa pekan terakhir di wilayah tersebut, sehingga debit air sungai setempat seperti Lawe Alas, dan Lawe Bulan menjadi tinggi secara drastis.
"Di beberapa desa yang dilintasi kedua sungai itu, airnya meluap. Kini sejumlah alat berat, sudah kita tempatkan di beberapa lokasi yang rawan banjir," tegas Ramadhan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Blang Bintang menyatakan, secara umum wilayah Aceh telah memasuki puncak musim hujan dalam tiga bulan ke depan atau hingga awal tahun 2018.
"Wilayah di Aceh telah memasuki musim penghujan. Mulai awal bulan ini, sampai Januari 2018," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Blang Bintang, Zakaria.