Aceh Tamiang (ANTARA Aceh) - Satgas Search and Restque (SAR) Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, siaga penuh 24 jam sejak tiga minggu terakhir ini untuk mengantisipasi banjir tahunan dan dampak korban yang tidak diinginkan.
Ketua SAR Aceh Tamiang, Saiful Syahputra kepada wartawan di Kualasimpang, Selasa menyatakan, pihaknya sudah siaga satu dalam tiga minggu ini, mengingat kondisi daerah aliran sungai (DAS) Tamiang kelihatannya semakin kritis dan sangat labil.
Disebutkan, situasi di beberapa desa kondisinya sudah sangat riskan pada tingkat mengkawatirkan. DAS Tamiang kian labil tidak ada tanda tanda air akan surut ditambah curah hujan yang melebihi ambang batas normal.
Lebih lanjut Saiful mengatakan, sejak dua pekan yang lalu, SAR dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah melakukan pembersihan sampah sungai di titi kuning Rantau akibat curah hujan melebihi ambang batas normal, sehingga sampah kiriman dari hulu DAS Tamiang menumpuk di beberapa jembatan.
"Kalau tidak kita bersihkan bisa berakibat fatal, salah satunya mengancam rubuhnya jembatan dan mengakibatkan banjir, karena air tertahan oleh tumpukan sampah yang jumlahnya ratusan kubik membendung sungai," ujar Saiful.
SAR meminta kepada Pemkab Aceh Tamiang untuk menurunkan alat berat dalam mengatasi sampah sampah di berbagai jembatan dalam kecamatan, terutama sampah yang menimbun tiang penyangga jembatan.
Ia menyatakan, peralatan yang ada di SAR Aceh Tamiang sangat minim dan terbatas, sehingga tidak bisa melakukan kegiatan yang sifatnya berat.
"Jangankan peralatan lainnya, perahu karet saja sudah sangat tidak layak pakai, hal itu sangat beresiko terhadap personil Satgas SAR Aceh Tamiang," katanya.
Dia mengingatkan, imbauan Bupati Aceh Tamiang Hamdan Sati, agar masyarakat lebih waspada terhadap banjir tahunan yang setiap saat mengintai kehidupan warga di kabupaten ujung timur Aceh tersebut harus diindahkan, sebab untuk kemaslahatan umat.