"Hingga malam ini, setelit tak pantau titik panas di wilayah Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Aceh, Zakaria melalui sambungan telepon seluler dari Kutacane, Senin.
Ia mengatakan, hal ini terjadi akibat erupsi Gunung Sinabung telah mengeluarkan berbagai material, termasuk debu vulkanik terbawa arah angin yang menutupi wilayah udara hingga beberapa wilayah di Aceh.
Padahal Ahad (18/2), terdapat lima titik panas yang bersumber data yang dikeluarkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk wilayah di Provinsi Aceh.
Keempat titik panas tersebut di antaranya dari total lima titik, terpantau di Kabupaten Aceh Selatan dan bertumpuk di Kecamatan Trumon.
Sedangkan sisanya satu titik lagi terdeteksi berada di Kabupaten Aceh Tenggara, tepatnya di Kecamatan Lawe Alas.
Baca juga: Material Sinabung hingga ke Aceh Tenggara
"Untuk pengaruh (erupsi Gunung Sinabung), saya rasa ada. Walau mungkin efeknya masih kategori rendah, karena letusan Sinabung mengarah Barat-Selatan di Aceh," terang dia.
Wilayah tersebut, lanjutnya, merupakan daerah yang rawan terbakar di provinsi bagian paling ujung Barat di Indonesia ini seperti Aceh Selatan.
"Meski demikian, kepada masyarakat yang berada di luar rumah atau yang bekerja dilapangan terbuka, supaya memakai masker agar terhindar dari bahaya erupsi," tegas Zakaria.
Petugas Pengamat Gunung Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Muhammad Nurul Saori mengatakan, erupsi pada Senin pagi itu lebih besar dari erupsi sebelumnya.
Setelah erupsi pada pukul 08.53 WIB tersebut, Gunung Sinabung mengalami beberapa erupsi susulan meski frekuensi lebih rendah. Disebabkan letusannya cukup kuat, erupsi pertama tersebut memunculkan semburan awan panas hingga mencapai 5.000 meter lebih.
"Alat ukur kita sempat error` karena cukup tinggi," katanya.
"Untuk pengaruh (erupsi Gunung Sinabung), saya rasa ada. Walau mungkin efeknya masih kategori rendah, karena letusan Sinabung mengarah Barat-Selatan di Aceh," terang dia.
Wilayah tersebut, lanjutnya, merupakan daerah yang rawan terbakar di provinsi bagian paling ujung Barat di Indonesia ini seperti Aceh Selatan.
"Meski demikian, kepada masyarakat yang berada di luar rumah atau yang bekerja dilapangan terbuka, supaya memakai masker agar terhindar dari bahaya erupsi," tegas Zakaria.
Petugas Pengamat Gunung Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Muhammad Nurul Saori mengatakan, erupsi pada Senin pagi itu lebih besar dari erupsi sebelumnya.
Setelah erupsi pada pukul 08.53 WIB tersebut, Gunung Sinabung mengalami beberapa erupsi susulan meski frekuensi lebih rendah. Disebabkan letusannya cukup kuat, erupsi pertama tersebut memunculkan semburan awan panas hingga mencapai 5.000 meter lebih.
"Alat ukur kita sempat error` karena cukup tinggi," katanya.
Baca juga: Debu vulkanik cemari udara di Aceh Tenggara
Ia menerangkan, awan yang keluar dalam erupsi tersebut juga menyebar hingga 4,9 km ke arah selatan dan mencapai 3,5 km ke arah timur dan tenggara. Debu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung tersebut terpantau terbang ke arah dan barat sesuai arah tiupan angin saat itu.
Meski erupsinya cukup besar, tetapi PVMBG tidak mencatat tidak adanya penambahan pengungsi, termasuk korban jiwa.
"Situasinya masih aman karena areanya telah steril," ujar Nurul Asrori.
Ia menerangkan, awan yang keluar dalam erupsi tersebut juga menyebar hingga 4,9 km ke arah selatan dan mencapai 3,5 km ke arah timur dan tenggara. Debu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung tersebut terpantau terbang ke arah dan barat sesuai arah tiupan angin saat itu.
Meski erupsinya cukup besar, tetapi PVMBG tidak mencatat tidak adanya penambahan pengungsi, termasuk korban jiwa.
"Situasinya masih aman karena areanya telah steril," ujar Nurul Asrori.