Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Provinsi Aceh selama ini telah mempersiapkan tujuh atlet menembak unggulan dan potensial yang diandalkan bisa lolos ke PON XX/2020 di Papua, sekaligus meraih medali emas di multieven olahraga nasional itu.
"Saat ini kita memiliki tiga atlet unggulan dan empat atlet potensial yang masuk menjadi atlet binaan KONI Aceh melalui pemusatan latihan daerah (Pelatda) sentralisasi dan desentralisasi," jelas Wakil Ketua Umum Pengprov Perbakin Aceh, Syafriel Anthony kepada wartawan di Banda Aceh, Selasa.
Sebutnya, tiga atlet yang masuk Pelatda sentralisasi yaitu Cut Eka Maulidea, Muhammad Naumi dan Derli Amalia Putri,
sedangkan empat atlet potensial masuk Pelatda desentralisasi yaitu Dewi Nurul Human nomor air rifle, Cut Gusnizar, Deden Wiradireja dan Husnul Hua Nadila, keduanya nomor air pistol.
"Para atlet sudah menjalani Pelatda sejak setelah PON XIX/2016. Atlet tersebut selama ini latihan rutin dan kontinyu di lapangan tembak Polda Aceh yang ditangani pelatih Amar Makruf dan Akang," terang Syafril.
Syafriel mengungkapkan petembak tersebut sebagai atlet unggulan dan potensial, sehingga menjadi atlet binaan KONI Aceh berdasarkan prestasi di kejuaraan nasional (Kejurnas) dalam dua tahun terakhir ini.
Prestasi atlet yang masuk Pelatda sentral yaitu Cut Eka nomor air pistol, Muhammad Naumi nomor air pistol, keduanya meraih medali perak di Kejurnas 2017 di Bali. Derli Amalia Putri meraih medali perunggu di Kejurnas Awang Faroek 2017 di Kalimantan Timur.
Sedangkan atlet Pelatda desentralisasi, jelasnya, merupakan penembak potensial yang mencapai standar menembak nasional di Kejurnas. Minimal masuk peringkat 10 besar Kejurnas. "Bahkan Cut Gusnizar peraih medali perunggu beregu Kejurnas Awang Faroek 2017," sebutnya.
"Para atlet hingga saat ini masih bisa mempertahankan prestasinya, bahkan jika mereka serius dan fokus berlatih bisa meningkatkan prestasi," ujar Syafriel.
Dikatakannya, atlet yang dipersiapkan dalam Pelatda merupakan atlet andalan untuk mengikuti prakualifikasi PON (Pra PON) 2019, guna meraih tiket lolos dan meraih medali di PON Papua 2020.
"Kita optimis para atlet menembak andalan Aceh tersebut lolos ke PON. Target kita di PON Papua meraih medali emas," tegasnya.
Dari cabang olahraga menembak, atlet Aceh selalu lolos ke multieven olahraga nasional empat tahunan di Tanah Air ini. "Bahkan meraih medali di PON XVII/2018 di Kalimantan Timur, XVIII/2012 Riau. Pada PON XIX/2016 Jawa Barat atlet kita juga lolos, namun tidak meraih medali," jelasnya.
Dinilainya perkembangan dan minat terhadap cabang olaraga menembak di Aceh selama ini cukup baik. "Atlet menembak yang ada saat ini umumnya dari masyarakat umum atau sipil," jelasnya.
Ia mengatakan, perkembangan olahraga menembak di Aceh masih temporer. "Kalau ada turnamen, barulah hidup suasananya," ungkapnya.
Namun begitu, sebutnya, minat terhadap olahraga ini cukup bagus dengan adanya klub-klub olahraga menembak di seluruh kabupaten/kota di Aceh.
Disebutkannya, yang paling aktif selama ini pengurus kabupaten/kota (Pengkab/Pengkot) Perbakin Langsa, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Banda Aceh dan Aceh Besa, sehingga dari daerah tersebut banyak menghasilkan atlet mewakili Aceh.
"Aceh Timur dan Perbakin Aceh setiap tahun menggelar turnamen. Dari turnamen inilah kita lihat perkembangan prestasi atlet," ujar Syafriel Anthony yang juga Wakil Ketua Umum KONI Aceh ini.
Dikatakannya, menembak merupakan olahraga bergengsi, karena peralatannya mahal. "Kalau ada program pembinaan dari klub, Pengkab/Pengkot, Pengprov Perbakin Aceh dan KONI barulah ada pengadaan peralatan. Kalau perorangan berat, paling peralatan untuk senjata nomor air pistol agak ringan sedikit biayanya, sehingga banyak atlet di nomor tersebut," paparnya.
"Makanya saya buat klub olahraga menembak, namanya klub Dewa Hunting dan Shooting Club (DHSC) di Gampong (desa) Blang Oi yang lengkap dengan tempat dan peralatan latihan, sehingga menjadi sarana berlatih bagi yang berminat terhadap olahraga ini," sebutnya.
Kecuali itu, katanya, olahraga ini juga punya aturan dan pengawasan, karena peralatan berlomba menggunakan senjata.
"Pengawasannya sesuai Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 8 tahun 2012 tentang Pengendalian dan pengamanan senjata. Jadi agak berbeda dengan cabang olahraga lainnya," jelasnya.
Olahraga menembak sebutnya punya manfaat melatih ketenangan, kesebaran dan konsentrasi. "Olahraga melatih kemampuan kita melawan diri sendiri," katanya.
Aceh siapkan petembak andalan ke PON Papua
Selasa, 17 April 2018 7:47 WIB