Lhokseumawe (Antaranews Aceh) - Lembaga Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Malikussaleh (Unimal) pada 2019, mendampingi 44 Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (PBBT) di wilayah Provinsi Aceh.
"Pendampingan dilakukan untuk mendapatkan pembiayaan pada PPBT Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada 2019," kata Ketua Lembaga Inovasi dan Inkubator Bisnis Unimal, Dr. Ibrahim Qamarius, Minggu.
Menurut dia, sejak dibuka pendaftaran sejak November 2018 hingga awal 2019, sebanyak 44 pengusaha rintisan diterima pihaknya dan mulai dilakukan pendampingan oleh Inkubator Bisnis Unimal.
"Peran Inkubator Bisnis Unimal hanya sebagai pendamping, karena kelulusan untuk pembiayaan ditentukan oleh Tim PPBT Kemenristekdikti melalui reviewer dan juri yang yang profesional," ujar Ibrahim.
Pada tahap awal startup tersebut didampingi pembuatan proposal, membuat Rencana Aksi, menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB), membuat Arus Kas, menghitung Break Even Point (BEP) dan sebagainya.
Selain itu, dilakukan pendampingan dalam bidang legalitas perusahaan, proses produksi, keuangan, pemasaran serta peningkatan kapasitas lainnya.
Ibrahim mengemukakan, dari 44 binaan Unimal tersebut, sembilan diantaranya sudah lolos Desk Evaluation pada PPBT Kemenristekdikti.
Batch 1 untuk pembiayaan pada 2019 dan sudah melakukan presentasi yang dilaksanakan oleh Kemenristekdikti di Jakarta, yaitu PT Plastik Sago Teknologi (Plastik Ramah Lingkungan), PT Fugha Pratama Mandiri (Fusarium Gaharu untuk Peningkat Gubal Gaharu) dan Le Guna (Pupuk Pendamping Organik Cair).
Kemudian, Forganic (Pengawet Alami dari Cangkang Kemiri), Eco Terrats (Formula Pengusir Tikus), That Gron Pomade (Minyak Rambut), Kopi Gayo merk Rimba Raya, I-MON 100C (Air Masak dalam Kemasan), dan Cold Brew Wine Coffe (Kopi Varian dari Gayo).
Sementara 16 lainnya sudah berhasil melakukan upload proposal pada PPBT Kemenristekdikti, Batch 2 untuk pembiayaan pada 2019, dengan produk-produk antara lain: BUMOE (Bumbu Awak Kamoe), GOTANI (Software Pemantau Harga Produk Pertanian), VIRA (Virgin Aroma Therapy) dan Kupie Pinang Plus.
Selain itu, Kopi Pinang, Mr. Phep (Keumamah Siap Saji Khas Aceh Kemasan), Pengelohan Janeng Aceh (Pangan Terbarukan Pengganti Terigu), Kopi Ketapang (Kopi Buah Ketapang), Tepung Ikan, Tas Bordir Motif Aceh, Eco Diptera (Pengusir Lalat) dan Teh Cascara Arabica Gayo (Teh dari Kulit Kopi).
Kemudian, SiDara IoT, (Sistem Informasi Administrasi Sekolah dan Madrasah berbasis IoT), Souvenir Aceh, Aceh Aquaculture (Budidaya Udang Windu Ramah Lingkungan), Peci Aceh (Peci Motif Khas Aceh), dan Ikan Kayu (Keumamah) Cap Nusantara Food.
Sebanyak 19 lainnya sedang dilakukan pendampingan dan akan dipersiapkan untuk mengikuti program PPBT Kemenristekdikti untuk pembiayaan pada 2020, diantaranya, Narheu (Minyak Atsiri Aceh), Peralatan Pembuatan Jus dengan Menggunakan Inovasi Solar Cell dan Pengolahan Nilam Varietas Lhokseumawe.
Selain itu, TABSIWI (Teknologi Anti Begal Sistem Wireless), HELPON (Helm Telpon), Pelet Ikan dan Udang, ORSEBIS (Pupuk Organik), Lemon Fresh (Pencuci Piring, Gelas dan Peralatan Dapur lainya), Achenese Pomade dan Suplemen Kulat Oil, Minyak Aromaterapi.
Kemudian, Putroena (Tas Bordir Motif Aceh), D`Muloh (Bandeng Isi), Tong Panik (Teknologi Pembuat Pupuk Cair dan Kompos Organik dari Limbah Rumah Tangga), Kecap Asin (UD. Mandiri), Optik Mobil, Teknologi Pembibitan Ikan.
"Startup yang sudah mendapat pembiayaan pada program PPBT 2019, sebanyak 8 startup. Salah salah satunya Fusarium Gaharu (PT Fugha Pratama Mandiri) yang diwakili oleh Nurhanifa masuk dalam 10 startup binaan Kemenristekdikti 2018 untuk mengikuti workshop di London, Inggris selama dua pekan dengan biaya ditanggung oleh pemerintah Inggris," kata Ibrahim Qamarius.
Unimal dampingi 44 pengusaha pemula
Senin, 21 Januari 2019 7:17 WIB