Pangkalan Bun (ANTARA) - Kecelakaan kerja yang menimpa Operator Proses PT Gunung Sejahtera Dua Indah (GSDI), Fatur Rahman (34) di kolam limbah, Desa Sungai Bengkuang, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pada Jumat (12/7), diduga kuat akibat terpeleset dan terseret tali untuk mengambil sampel limbah.
"Berdasarkan hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, semuanya murni kecelakaan kerja dan bukan tindakan kriminal," kata Kapolsek Pangkalan Banteng Iptu Waris Waluyo di Pangkalan Bun, Minggu.
Menurut Waris, berdasarkan hasil pemeriksaan jenazah pada saat olah tempat kejadian perkara, didapati tali pengikat alat untuk mengambil sampel limbah yang terikat di pinggang korban, sehingga kuat dugaan saat itu korban sengaja mengikatkan tali ke tubuhnya.
Padahal, menurut aturan kerja hal itu tidak diperbolehkan dan tali seharusnya dalam posisi bebas dan tidak diikatkan ke bagian tubuh mana pun. Tidak diperbolehkannya tali diikatkan ke bagian tubuh, lantaran alat untuk pengambilan sampel limbah terbuat dari besi dan cukup berat.
Baca juga: Seorang karyawan tewas di kolam limbah sawit
"Diduga korban terpeleset setelah tertarik tali, ketika alat pengambil sampel limbah itu dilemparkan ke arah kolam,” ungkapnya.
Dugaan tersebut diperkuat pada saat olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan tali alat pengambil sampel limbah terlilit di badan Fatur Rahman, sehingga korban tertarik ke dalam kolam penampungan limbah.
Usai ditemukan, jasad korban kemudian dievakuasi sekitar pukul 09.30 WIB dan langsung di bawa ke RSUD Sultan Imanudin Pangkalan Bun untuk dilakukan visum.
"Dari keterangan saksi di lapangan juga mengatakan hal serupa," jelasnya.
Sementara itu CDO PT GSDI Suryono sangat menyesalkan terjadinya peristiwa itu dan pihak perusahaan siap bertanggung jawab terkait laka kerja tersebut.
Ia menambahkan, jenazah korban beserta keluarga telah diterbangkan dari Kalimantan ke kota kelahirannya di Klaten, Jawa Tengah pada Sabtu (13/7), untuk dimakamkan di tempat kelahirannya sesuai permintaan keluarga korban.
"Kami menyesalkan hal ini, kami kehilangan keluarga kami," demikian Suryono.
Baca juga: Demi rebut hati seorang janda berunjung dengan kasus pembunuhan