Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa sore melemah dipicu aksi ambil untung.
Rupiah Selasa sore melemah 42 poin atau 0,3 persen menjadi Rp13.985 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.943 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa, mengatakan, pelemahan rupiah terjadi seiring konflik yang terjadi di Timur Tengah.
"Dinamika di Timur Tengah membuat pelaku pasar memilih aset aman seperti dolar AS," ujar Ibrahim.
Gesekan antara Iran dengan AS dan sekutunya semakin terlihat. Teheran kini mengawasi pergerakan setiap kapal AS yang berada atau keluar-masuk Kawasan Teluk. Bahkan Iran menyebutnya sebagai kapal musuh.
"Jika tensi terus tinggi seperti ini, bukan tidak mungkin ada pihak yang 'khilaf'. Risiko konflik bersenjata alias perang tidak bisa dihapus begitu saja. Ini tentu membuat pelaku pasar was-was dan ogah mengambil risiko," kata Ibrahim.
Menurut Ibrahim, pelaku pasar memanfaatkan situasi saat ini untuk mengambil keuntungan dengan cara keluar posisi (profit taking).
"Saat ini pelaku pasar menunggu informasi tentang The Fed di akhir bulan ini," ujarnya.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp13.957 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.955 per dolar AS hingga Rp13.986 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.973 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.963 per dolar AS.