Bandarlampung (ANTARA) - Biji melinjo Lampung merupakan salah satu komoditas perkebunan yang banyak dikirim ke luar daerah, terutama ke Jakarta dan Aceh, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga dan industri rumah tangga.
"Biji melinjo kami dapatkan langsung dari kebun warga dengan harga jual Rp12.000 per kilogram, dan biasanya kami kirim langsung ke daerah lain untuk memenuhi kebutuhan pabrik emping di luar daerah", ujar Juli, salah seorang penerima hasil bumi di Teluk Betung, Selasa.
Menurutnya, biji melinjo yang mudah didapatkan di Lampung menjadi salah satu keuntungan bagi penerima hasil bumi seperti dirinya, karena banyak permintaan akan biji melinjo dari luar daerah, seperti Jakarta dan Aceh.
"Saya rutin mengirimkan biji tangkil sebanyak 8 ton hingga lebih ke Aceh, Jakarta dan sekitarnya. Biasanya di sana biji tangkil diolah jadi emping oleh pabrik rumahan", katanya.
Menurutnya, untuk pasar Jakarta kebanyakan permintaan bukanlah biji melinjo tua, yang laku dijual adalah melinjo muda untuk dikonsumsi sebagai pelengkap sayur asam.
Permintaan warga luar daerah akan biji melinjo terkadang tidak dapat dipenuhi karena jatah panen melinjo yang terbatas hanya tiga kali dalam setahun, selain itu juga karena kurangnya biji melinjo muda.
"Terkadang permintaan biji melinjo sangat banyak dari Aceh atau daerah sekitar, tetapi kita kehabisan stok karena biji melinjo muda karena sudah dipetik dan dijual untuk pemenuhan pasar Jakarta. Guna memenuhi permintaan pasar biasanya kami mencari ke kabupaten lain," ujar Juleha.
Menurutnya, naik turunnya harga melinjo akan mempengaruhi harga jual emping di pasaran.
"Seperti saat ini dengan harga biji melinjo Rp12.000 per kilogram, emping per kilogram pun sedikit mengalami kenaikan dengan harga Rp45.000 per kilogram dari harga semula Rp40.000 per kilogram.