Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya menyerahkan bantuan kepada keluarga Herman (32), warga Desa Panggong, Kecamatan Kreung Sabee, Kabupaten Aceh Jaya, Jum,at (6/9) sore

Herman merupakan salah seorang warga yang tinggal di rumah "reot" yang sudah tidak layak huni bersama istri dan dua orang anaknya

"Kedatangan kita disini dari Pemkab Aceh Jaya merupakan perintah dari Bapak Bupati dalam rangka membawa bantuan bahan bangunan guna keperluan rehab rumah keluarga Herman," ujar Sekda Aceh Jaya, Musfata saat diwawancarai Antara, Jumat.

Baca juga: Anggota DPRK Aceh Jaya berikan gaji pertamanya kepada anak yatim

 Menurutnya, memang diketahui bersama kondisi rumah keluarga Herman sangat tidak layak huni, dari mulai dinding serta atap memang sudah sangat butuh untuk direhab. 

"Semoga dengan ada bantuan ini besok secara gotong royong dari masyarakat, rumah Herman bisa tertangani," tutur Mustafa.

 Selain itu, ia juga mengatakan bahwa untuk bantuan rumah layak huni secara permanen agar mengusulkan melalui pemerintahan desa untuk pembangunan rumah layak huni di tahun depan. 

Baca juga: Kembangkan nilam, Pemkab Aceh Jaya gandeng PT Haldin Pacific Semesta

"Kalau memang nanti syarat-syaratnya mencukupi serta mempunyai lahan silahkan diusulkan melalui pemerintahan desa kepada bupati, namun proses dan prioritas tetap ada," katanya.

 "Namun untuk hari ini kita serahkan bantuan rehab darurat ini dulu karena melihat kondisi rumah keluarga Herman sudah sangat-sangat tidak layak huni lagi, jadi kita tangani ini dulu untuk sementara," pungkasnya.

Sebelum kedatangan pihak pemerintah sejumlah pemuda Aceh Jaya tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kita Peduli, menggalang dana untuk pengadaan rumah layak huni untuk Herman, (32).

Baca juga: ASIA: Permintaan kopi Robusta Aceh Jaya sampai ke luar negeri

“Penggalangan dana ini kita lakukan sebagai bentuk kepedulian atas kondisi yang dijalani Herman dan keluarganya, juga setelah Pemerintah Aceh Jaya tidak memberikan respon terhadap kondisi tersebut,” tutur Abdo Rani, Koordinator LSM Kita Peduli kepada antara, Jumat (6/9).

Menurut Abdo, sebelumnya istri Herman, Safrina (33) sudah pernah mengadukan kondisinya tersebut kepada pemerintah daerah melalui media. Selain itu juga sudah pernah mengajukan permohonan untuk memperoleh rumah layak huni tersebut kepada yang berwenang.

“Kami sudah turun ke lokasi dan menanyakan langsung kepada Herman, jika dia belum menerima bantuan apa pun terkait rumah layak huni,” ujar Abdo.

Baca juga: Gelar Workshop, Pemkab Aceh Jaya undang sejumlah investor

Kondisi rumah, lanjut Abdo, sudah sangat memprihatinkan, mulai dari dinding yang sudah rapuh hingga atap yang mulai roboh.

“Kalau untuk sekedar rehab jelas tidak memungkinkan, rumah itu layak dibangun baru dan dan rumah yang sekarang dibongkar,” tandasnya.

Penggalangan dana, papar Abdo, merupakan bentuk kepedulian bersama untuk mengurangi beban hidup keluarga Herman dan dilakukan bersama dengan masyarakat lainnya.

Baca juga: Kadin: Aceh Jaya sangat strategis untuk investasi

“Kami membuka donasi seluas-luasnya. Selain dana, kami juga menerima bantuan berupa bahan bangunan material. Dan nanti juga butuh material untuk membangun rumah tersebut,” ungkapnya.

Sejauh ini, tambah Abdo, dia bersama dengan relawan lainnya terus semaksimal mungkin mewujudkan harapan Herman berserta istrinya.

“Kita berharap agar terbuka hati bagi donatur dan peduli terhadap kondisi ini. Donasi terus kita buka sampai dengan 30 September 2019,” tutupnya.

Baca juga: Tingkatkan kualitas SDM dan pembangunan multi sektor, Pemkab Aceh Jaya jalin kerjasama dengan UIN

Untuk dermawan yang ingin membantu mewujudkan mimpi Herman untuk memiliki rumah layak huni, bisa mengirimkan bantuannya ke no rekening BRI 396201016189538 atas nama LSM KITA PEDULI. 

Safrina istri Herman saat dikunjungi Antara ke rumahnya, pada Sabtu (29/6/2019) lalu menyampaikan, dirinya bersama sang suami tinggal di rumah tersebut sejak tahun 2010 saat melahirkan anak pertamanya Jannatul Azira (9) dan anak keduanya Margfirah (2) hingga saat ini dirinya bersama keluarga kecilnya masih menempati rumah tidak layak huni tersebut.

 “Kalau hujan turun dan kami masih di luar rumah cepat-cepat kami lari pulang untuk memindahkan barang agar tidak kena hujan,” katanya.

Baca juga: Hindari penipuan, Bupati Aceh Jaya minta pengurusan izin tidak melalui calo

Safrina menyampaikan, pihak dinas terkait sering berkunjung ke rumahnya untuk mengambil gambar namun tidak ada bantuan yang dibawanya. 

 "Pihak dinas seingat saya sudah tiga kali datang ke sini untuk foto rumah dan kartu keluarga namun hingga saat ini tidak ada bantuan apa-apa yang datang untuk kami,” ujar Safrina.
 

Pewarta: Arif Hidayat

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019