Kualasimpang, Aceh (ANTARA) - Wakil Bupati (Wabup) Aceh Tamiang, Tengku Insyafuddin mendorong petani setempat agar selalu menggunakan benih padi unggul bermutu dan bersertifikat, setiap kali musim tanam tiba di wilayah perbatasan Aceh-Sumatera Utara tersebut.
"Ini untuk menjamin keamanan, dan mutu benih. Tentu saja akan berimbas kepada hasil akhir dari produksi budidaya padi," kata Insyafudfin di Kualasimpang, Kamis.
Baca juga: Jika tahapan ini berhasil, padi Sigupai Abdya jadi varietas unggul nasional
Menurut dia, dengan keberadaan penangkar benih padi yang berjumlah sebanyak delapan kelompok di tingkat lokal, diyakini masih belum mencukupi permintaan benih di Aceh Tamiang.
Walau demikian, lanjut dia, petani penangkar benih, dan kelompok petani tanaman padi setempat untuk menjadi mitra pemerintah daerah dalam menjamin ketersediaan dan suplai benih bagi 9.089 hektare sawah di kabupaten berjuluk "Bumi Muda Sedia".
Baca juga: Polisi tangguhkan penahanan keuchik jadi tersangka perdagangan bibit padi ilegal
"Kita (Pemkab Aceh Tamiang) dewasa ini tengah melakukan gerakan intensifikasi di komoditas unggulan, seperti tanaman hortikultura, tanaman pangan, dan sektor perkebunan," katanya.
Data terakhir Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Aceh Tamiang menyebut, di tahun 2015 telah melakukan penanaman benih padi bersertifikat di lahan seluas 80 hektare dengan hasil produksi sebanyak 170.000 ton.
Baca juga: 200 orang jamin penangguhan penahanan kepala desa
Lalu 2016 tercatat di lahan yang mengalami peningkatan dua kali lipat seluas 190 hektare hasil produksi 251 ton, di 2017 seluas 105 hektare hasil produksi 132 ton, dan tahun 2018 seluas 115 hektare hasil produksi sebanyak 158 ton.
"Pemkab melalui dana APBA, dan APBN akan melakukan ekstentifikasi program cetak sawah baru. Hal tersebut guna memenuhi kebutuhan beras sebagai bahan pangan utama," tegas dia.
"Selaku pimpinan daerah, kami telah mengamanahkan dinas terkait untuk mengimplementasikan misi tersebut," kata Insyafuddin.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Aceh, Safrizal, mengatakan, hingga kini penggunaan benih padi unggul bermutu dan bersertifikat di provinsi paling barat Indonesia ini telah mencapai 90 persen.
"Tapi kita terus mendorong penggunaan benih padi unggul bermutu dan memiliki sertifikat dengan peningkatan produksi dari tahun ke tahun, termasuk salah satu mengupayakan bantuan pemberdayaan dan pengetahuan petani penangkar," katanya.
"Supaya petani penangkar dapat menghasilkan benih padi unggul bermutu baik dari segi waktu, jumlah, varietas maupun pemasaran hasil produksi," ungkap dia di acara "Gerakan Panen Penangkaran Benih Tanaman Pangan 2019" di Desa Rantau Pakam, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang, Rabu (2/10).