Banda Aceh (ANTARA) - Satu unit kapal mesin berbahan kayu dengan kekuatan 40 GT telah bersandar di kawasan Dermaga Pulo Sarok Kabupaten Aceh Singkil sejak pagi.
Kapal motor bernama Elara Rizki yang bersandar di kawasan Rawa Singkil tersebut sedang menunggu mobil tangki pengangkut Bahan Bahan Minyak (BBM) yang dikirim dari Sumatera Utara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak.
Setiba mobil tangki, petugas dan anak buah kapal terlihat hati hati memasang silang, guna memindahkan minyak dari mobil tangki ke lambung kapal yang telah dimodifikasi dengan dua tangki kapasitas 16 KL.
Butuh waktu sekitar satu jam untuk bongkar muat bahan bakar minyak dari mobil tangki ke lambung kapal motor tersebut.
Serah terima dengan petugas mobil tangki pun dilakukan setelah pihak SPBU melakukan uji kualitas dan juga memastikan stok yang dibawa tersebut sesuai dengan permintaan yakni sebanyak 16 KL.
Kini tugas sepenuhnya diberikan kepada Nasrizal pria kelahiran Pulau Balai Kecamatan Pulau Banyak yang telah bekerja selama tiga tahun sebagai nahkoda KM Elara Rizki.
Tepatnya sekitar sekitar pukul 11.00 wib, jurnalis ANTARA yang berkesempatan ikut serta dengan kapal motor pembawa BBM perlahan meninggalkan dermaga tempat kapal tersebut berlabuh.
Sang Nahkoda berdiri di depan kapal guna memberi aba aba dan petunjuk kepada awak kapal yang ditugaskan mengemudi kapal keluar dari muara menuju laut lepas.
Perjalanan menyusuri lautan lepas memang tak semulus di aspal. Terkadang mereka juga harus bersiap melepas baju dan terjun ke sungai guna mempermudah kapal melewati pendangkalan muara.
Raut wajah sejumlah orang yang ikut dalam rombongan mulai berubah dan terbersit rasa was-was saat kapal tertahan di muara dengan posisi menghadang ombak masuk ke muara.
Melihat posisi yang tidak aman dan ombak yang tak bersahabat, awak kapal terus bekerja ekstra dan sang nahkoda kembali turun ke sungai untuk mempermudah kapal keluar.
Kerja keras sang nahkoda bersama dengan awak kapal berhasil mengeluarkan kapal dari detik detik yang ikut menegangkan tersebut.
“Kita tidak bisa melanjutkan perjalanan karena muara dangkal. Kita akan berangkat nanti jam 22.00 WIB saat air pasang,” kata pria kelahiran 40 tahun silam itu.
Perjalanan kembali dilanjutkan saat air pasang, perlahan kapal bergerak menuju muara dibantu salah satu awak kapal dengan lihai memainkan senter yang diarahkan ke depan dengan gerakan secara vertikal di atas permukaan laut guna melihat arah gelombang.
“Mohon tetap di depan semua ya,” kata lelaki berkumis itu saat kapal masih di muara.
Sang Nahkoda menuturkan perjalanan mengantar BBM Satu Harga ke Pulau Balai tersebut tidak selalu mulus dan apa yang dirasakan oleh rombongan tidak seperti biasanya yakni harus menunda keberangkatan menyusul pendangkalan sungai.
Ia mengatakan selama ini dirinya selalu memanfaatkan kondisi pasang surut untuk meninggalkan Rawa Singkil menuju Pulau Balai.
Namun pada hari pemberangkatan tersebut justru melesat dari perkiraan biaasanya, sehingga sempat tertahan di muara.
Ombak besar, hujan diserta badai yang ikut menemani para rombongan saat membawa bahan bakar minyak ke daerah Pulai Balai, telah menjadi “makanan” biasa bagi dirinya dan anak buah kapal dalam melaksanakan misi tersebut.
Menjawab Keinginan Warga
Sebagai wujud komitmen BUMN Hadir untuk negeri PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I menghadirkan Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) Mini program BBM satu harga di Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil.
"Kehadiran SPBU Mini di Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil untuk membantu masyarakat setempat agar tidak perlu menunggu lama untuk memperoleh BBM," kata Direktur Bahan Bakar pada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, Patuan Alfon Simanjuntak di sela-sela peresmian SPBU tersebut.
Ia menjelaskan sebagai wakil dari Pemerintah Pusat, pihaknya merasa senang dan bangga karena Pertamina dapat hadir di Kecamatan Pulau Banyak, Kecamatan Aceh Singkil, untuk mempermudah masyarakat setempat mendapatkan supply BBM.
Pihaknya berharap melalui program BBM 1 Harga dapat membantu masyarakat yang berada di lokasi 3T untuk menikmati bahan bakar dengan harga yang lebih terjangkau dan sama dengan saudaranya di daerah lain di luar Jawa.
"Kami berharap dengan kehadiran SPBU mini ini dapat membantu masyarakat dan mengakselerasi pergerakan ekonomi daerah seiring kemudahan akses mendapatkan sumber energi," katanya.
PT Pertamina (Persero) MOR I menyatakan kebutuhan bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium di Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil sebanyak 100 KL per bulan.
Sales Executive Retail wilayah VII PT Pertamina MOR I,Zulfirman mengatakan Pertamina berkomitmen untuk menjalankan program BBM satu harga dan terus memastikan BBM bersubsidi tersebut tersedia dengan baik di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) di Pulau Balai.
Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, menyampaikan rasa syukurnya karena program BBM 1 Harga telah masuk di Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, di mana sebelumnya SPBU Mini 15.247.037, masyarakat Kecamatan Pulau Banyak harus menunggu selama 4 jam dengan membayar BBM dengan harga 2 kali lipat.
"Kami bersyukur sekarang sudah didirikan SPBU Mini ini untuk warga Kecamatan Pulau Banyak karena warga di sini tidak perlu lagi menunggu 4 jam dan membayar BBM dengan harga 2 kali lipat. Sekarang warga Kecamatan Pulau Banyak bisa langsung pergi ke SPBU Mini ini bila membutuhkan bahan bakar," kata Dulmusrid.
Wilayah Kabupaten Aceh Singkil mendapatkan suplai BBM dari Terminal BBM Medan Group yang memiliki jarak 10 jam waktu tempuh melalui jalur darat dan 4 jam waktu tempuh melalui jalur perairan.
Wilayah Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil yang dikelilingi sungai dan perairan menyebabkan masyarakat kesulitan untuk mendapatkan BBM dengan harga yang sama dengan di daratan.
Rasa syukur akan harga yang terjangkau tersebut juga disampaikan oleh para nelayan dan warga di daerah setempat yang disampaikan Duli Berampu. Pria kelahiran lima puluh tahun silam tersebut mengatakan kini mereka dapat menikmati harga yang sama dengan daratan.
Sebelum SPBU tersebut hadir, masyarakat yang bermukim sekitar empat ribuan orang tersebut harus mengeluarkan biaya lebih besar dari untuk mendapatkan bahan bakar minyak yang akan digunakan sebagai pendukung utama dalam mengais rejeki di laut.
Kini harga yang dinikmati warga kepulauan sama halnya dengan daratan, semoga ekonomi tumbuh pesat dan sejahtera masyarakatnya.
Menantang ombak antarkan BBM satu harga
Minggu, 13 Oktober 2019 12:53 WIB