Idi, Aceh Timur (ANTARA) - Produksi batu bata sangat terkendala akibat sulitnya memperoleh air untuk mengolah salah satu bahan bangunan itu di Desa Keude Dua, Kecamatan Darul Ihsan, Kabupaten Aceh Timur, Jumat (25/10).
Sebab itu, pengrajin bahan bangunan tersebut sangat membutuhkan sentuhan pemkab setempat untuk membangun satu unit sumur bor.
Fajri (26) seorang pengrajin batu bata mengatakan, dirinya membuat bata cetak menggunakan mesin.
Selama ini dirinya mengaku sedikit kewalahan dikarenakan sulitnya memperoleh air untuk mengolah tanah liat untuk dijadikan batu bata.
“Ketika musim kemarau, saya sulit memperolah air, dikarenakan sumur yang ada mengering, sehingga sangat mengharapkan bantuan sumur bor dari Pemerintah Aceh Timur,” kata Fajri, yang mengaku sudah dua tahun menggeluti usaha batu bata.
"Saya membuat batu bata menggunakan mesin, ditambah lagi saya bekerja sendirian tidak ada pekerja, karena rata-rata tidak ada yang bisa,” ungkap Fajri.
Lanjutnya, mengenai sekali produksi batu bata, dirinya membutuhkan waktu satu hingga dua bulan, dikarenakan harus menunggu pengeringan hingga proses pembakaran.
"Sekali produksi batu bata tersebut dapat menghasilkan sebanyak 450 batang, harga batu bata saat ini masih normal yaitu Rp 450 perbatang, Jika harga murah dijual dengan seharga Rp 250 per batang," pungkasnya.
