Kualasimpang, Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang memastikan, peristiwa banjir telah merendam sedikitnya 12 kampung (desa) di empat kecamatan akibat hujan dengan intensitas ringan melanda dalam 10 hari terakhir di wilayah setempat.
"Sejak tanggal 3 November 2019 hingga hari ini telah mengakibatkan total 12 kampung terendam," tegas Kepala Pelaksana BPBD Aceh Tamiang, Syahri di Kualasimpang, Selasa.
Baca juga: Sejumlah desa di Aceh Utara banjir
Ia menjelaskan, ke-12 kampung tersebut terdapat di empat desa di antaranya pada wilayah perbatasan dengan Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, yakni Tanjung Genteng, Bukit Rata, Kebun Tengah, dan Alur Selebu di Kecamatan Kejuruan Muda.
Ada tiga desa masing-masing pada dua kecamatan, yaitu Rongoh, Harum Sari, Rimba Sawang di Tamiang Hulu, dan Tenggulun Pucuk, Kampung Selamat, Simpang Kiri di Tenggulun.
Baca juga: Puluhan kepala keluarga korban banjir Aceh Utara mengungsi
"Sisanya ada dua kampung lagi, yakni Jambo Rambong dan Babo di Kecamatan Bandar Pusaka. Beberapa kecamatan dilanda banjir, karena air sungai meluap ke rumah-rumah warga di daerah aliran sungai akibat tidak mampu menampung air hujan," tegasnya.
Ia mengatakan, hingga kini pihaknya telah menurunkan tim ke lokasi banjir di empat kecamatan guna mendata dampak material akibat peristiwa yang terjadi di awal bulan November ini.
Baca juga: Banjir di Aceh Utara meluas, jalan dua desa lumpuh
"Alhamdulillah, korban jiwa dan korban terdampak kita pastikan nihil. Namun untuk material dan pengungsi masih dalam pendataan oleh tim," terang dia.
Hingga malam ini, menurut dia,air masih mengenangi rumah warga di Aceh Tamiang dan sebagian penduduk memilih bertahan menjaga rumah mereka dari hal yang tidak diinginkan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Aceh pada akhir Oktober 2019 telah mengeluarkan peringatan dini terhadap kemungkinan cuaca ekstrem akibat berada di puncak musim penghujan.
"Untuk Provinsi Aceh, memang harus siaga bencana. Baik bencana banjir maupun tanah longsor, dan juga pohon tumbang," terang Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Aceh, Zakaria Ahmad.