Banda Aceh (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan seekor anak gajah berumur satu tahun enam bulan yang diberi nama Salma ditemukan mati d Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi, Aceh Timur, karena gangguan pencernaan.
Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto yang dihubungi dari Banda Aceh, Minggu, mengatakan anak gajah tersebut ditemukan mati pada Jumat (7/2) sekira pukul 02.00 WIB.
Baca juga: Hendra Budian: Penanganan konflik gajah di Bener Meriah wajib tuntas tahun ini
"Anak gajah tersebut sejak pertengahan 2019 dirawat di CRU Serbajadi setelah dievakuasi terkena jerat. Anak gajah tersebut sejak beberapa bulan terakhir kesehatannya menurun," kata Agus Arianto
Agus mengatakan tim dokter hewan CRU dan BKSDA sudah berupaya menangani anak gajah betina tersebut. Namun karena komplikasi pada organ vital dalam tubuh, sehingga anak gajah tersebut tidak bisa diselamatkan.
Baca juga: Gajah liar masuk pekarangan sekolah di Bener Meriah
"Hasil nekropsi atau autopsi pada gajah tersebut bahwa penyebab kematian karena gangguan pencernaan, jantung, dan limpa," kata Agus Arianto menyebutkan.
Sebelumnya, masyarakat Gampong (desa) Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, melaporkan anak gajah terkena jerat. Setelah dilakukan pencarian selama dua hari, akhirnya keberadaan anak gajah itu ditemukan.
Tim BKSDA bersama mitra mengevakuasi anak gajah yang nama Salma setelah terkena jerat serta mengalami infeksi akibat luka di kawasan hutan pedalaman Kabupaten Aceh Timur tersebut.
Saat ditemukan, kondisi anak gajah terluka yang sudah infeksi di kaki kiri depan karena jerat dari kawat logam. Selain itu, anak gajah juga mengalami dehidrasi. Anak gajah ini juga sudah terpisah dari kawanannya.