Banda Aceh (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh meminta masyarakat provinsi paling barat Indonesia itu tidak merenggangkan penerapan proktol kesehatan (prokes), mengingat pandemi belum berakhir apalagi mulai terdeteksi COVID-19 varian asal Inggris di Tanah Air.
“Yang pasti COVID ini belum berakhir, tidak ada yang deklarasi bahwa COVID sudah selesai, bahkan secara nasional masih memiliki kasus baru, dan (terdeteksi) kasus mutasi baru ya,” kata Ketua IDI Aceh Safrizal Rahman di Banda Aceh, Rabu.
Untuk Aceh, dia menjelaskan, penambahan kasus COVID-19 memang semakin landai, namun bukan berarti pandemi virus yang menyerang paru-paru manusia itu sudah berakhir.
IDI menilai penerapan protokol kesehatan meliputi memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M) di tengah masyarakat juga sudah semakin renggang, sehingga menjadi kekhawatiran peningkatan kasus baru secara drastis.
Hingga Rabu, data Dinas Kesehatan Aceh, kasus COVID-19 di Aceh telah mencapai 9.570 orang, di antaranya pasien yang telah sembuh 7.846 orang, 385 orang telah meninggal dunia dan 1.339 orang masih dalam perawatan medis atau isolasi mandiri.
“Artinya memang COVID belum selesai. Kita harus waspada, barang kali mungkin kasus COVID banyak di antara kita, mungkin masyarakat sudah tidak terlalu peduli lagi,” katanya.
Apalagi di Indonesia sudah terdeteksi kasus mutasi virus corona, B 117 asal Inggris. Menurut Safrizal, langkah antisipasinya sama dengan virus varian lama, tetap dengan mematuhi prokes, cara penularannya juga sama melalui droplet, namun jangka waktu penularan lebih cepat.
Virus ini lebih gampang menular saja, tingkat penularannya lebih cepat dari yang varian biasa, tetapi secara klinis sama, kata dia.
“Misalnya kalau jumpa varian lama 15 menit, langsung tertular, ini mungkin akan lebih cepat, jadi kemampuan menularnya lebih cepat,” katanya, menjelasakan.
Upaya pencegahannya sama seperti COVID-19 asal Kota Wuhan, China. “Tidak ada beda, hanya saja kita kurang menegakkan protokol kesehatan, itu saja masalahnya. Tegakkan prokes, kemudian vaksinasi, Insya Allah ini bisa kita atasi,” ujarnya.
Seperti diketahui varian B 117 ditemukan di Indonesia melalui kegiatan pengurutan genom virus menyeluruh (whole genom sequencing) pada sampel virus corona penyebab COVID-19 yang bertransmisi di Indonesia.
Dari 462 WGS yang dilakukan, diidentifikasi dua kasus di antaranya mengandung varian baru asal Inggris itu, pada Senin (1/3) malam.
Inggris mengumumkan penemuan strain baru SARS-CoV-2 hasil mutasi dengan nama B 117 pada akhir 2020.
Varian COVID Inggris, IDI ingatkan warga Aceh disiplin prokes
Rabu, 3 Maret 2021 18:38 WIB