Jakarta (ANTARA) - Badan legislatif negara bagian Rio de Janeiro mundur dari rencana untuk mengganti nama stadion ikonik Brazil, Maracana menjadi nama legenda sepak bola Pele, setelah proposal tersebut memicu kontroversi.
Dalam langkah yang tidak biasa, juru bicara legislatif Andre Ceciliano, yang mendukung RUU pengubahan nama stadion, meminta gubernur sementara Claudio Castro untuk memveto, bukan menandatangani proposal.
Setelah anggota parlemen, pada 9 Maret, memberikan suara untuk mengubah nama resmi stadion menjadi "Edson Arantes do Nascimento - Rei Pele" untuk menghormati juara dunia tiga kali itu, kritik bermunculan mempertanyakan mengapa parlemen menghabiskan waktu untuk masalah seperti itu di tengah krisis kesehatan di Brazil, yang terpukul parah karena pandemi COVID-19.
"Niat saya adalah memberi penghormatan kepada raja sepak bola, pemain terbaik sepanjang masa. Tapi Maracana akan selalu disebut Maracana," kata Ceciliano, dikutip dari AFP, Rabu.
Nama resmi stadion saat ini, "Jornalista Mario Filho," merupakan jurnalis dan penulis olahraga Brazil yang digunakan namanya karena telah berjasa membantu perkembangan sepak bola di negara itu hingga bisa seperti saat ini.
RUU, yang berisi pengubahan nama stadion, tetap mempertahankan nama Filho untuk kompleks olahraga di sekitar stadion, yang juga mencakup tempat senam dan atletik.
Namun, keluarga dan penggemar Filho menolak perubahan itu.
Maracana, nama tidak resmi yang diambil dari nama wilayah sekitar stadion, telah menjadi tempat pertandingan bersejarah, termasuk final Piala Dunia 1950 dan 2014, serta tempat upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade 2016.
Stadion Maracana merupakan stadion kandang bagi dua klub sepak bola lokal, Fluminense dan juara bertahan Flamengo.
Namun, sejarah stadion raksasa berkapasitas 78.000 kursi itu juga sarat dengan trauma bagi warga Brazil.
Stadion tersebut dibuka pada 1950 untuk Piala Dunia, menjadi tuan rumah kekalahan telak 1-2 Brazil dari Uruguay di final -- sebuah peristiwa yang masih dikenang dengan sedih sebagai "Maracanaco," yang diterjemahkan sebagai "pukulan mematikan Maracana."
Pele diapresiasi karena memulihkan kebanggaan sepak bola Brazil setelah peristiwa itu.
Saat ini, Pele (80) jarang muncul di depan umum. Dia tidak terlibat dalam desakan untuk mengubah nama stadion tersebut.