Subulussalam (ANTARA) - Harga beli tandan buah segar (TBS) kelapa sawit oleh pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) di Kota Subulussalam, Aceh, berangsur membaik setelah sebelumnya sempat anjlok di kisaran harga Rp1.660 per kilogram.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) Perjuangan Kota Subulussalam Subangun Berutu di Subulussalam, Sabtu, mengatakan harga TBS kelapa sawit di tingkat PMKS kini berkisar Rp1.770 hingga Rp1.870 per kilogram.
"Pemantauan kami dalam dua minggu terakhir, harga berangsur membaik. Sementara harga TBS di tingkat petani di kisaran Rp1.600 per kilogram," ujar Subangun Berutu.
Kendati membaik, Subangun Berutu mengatakan harga tersebut masih jauh dari harapan. Sebab, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) saat ini mencapai Rp11.118 per kilogram, naik cukup signifikan setelah sebelumnya Rp9.000 per kilogram.
Berdasarkan harga CPO itu, kata Subangun, sudah sewajarnya harga TBS sawit minimal Rp2.100 per kilogram. Akan fetapi, fakta di lapangan pihak PMKS membeli TBS dari petani jauh di bawah harga tersebut.
Subangun Berutu mengatakan Apkasindo Perjuangan Kota Subulussalam berupaya mendorong PMKS membeli TBS sawit sesuai tren harga CPO di pasaran.
"Seharusnya, PMKS mengikuti tren kenaikan harga CPO. Sebab, harga CPO sudah cukup tinggi Rp11 ribu. Sewajarnya, harga TBS Rp2.100 per kilogram," kata Subangun Berutu.
Selain itu, Subangun juga mengimbau PMKS di Aceh, khususnya di Kota Subulussalam, menerapkan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) atau juga dikenal dengan istilah sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan dalam operasionalnya.
ISPO merupakan kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pertanian guna memastikan pengelolaan kebun kelapa sawit tanpa merusak lingkungan. Keuntungan menerapkan ISPO yakni harga CPO memiliki daya saing tinggi di pasar global.
"Di antara keutamaan sertifikasi adalah sebagai jaminan mutu dan pemasaran bagi CPO, baik secara nasional maupun internasional," kata Subangun Berutu.