Redelong (ANTARA) - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Bener Meriah terus terjadi memasuki musim kemarau saat ini, sehingga dalam sepekan saja sudah mencapai 42 hektare.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bener Meriah bahkan mencatat dalam sepekan terakhir pasca Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah telah terjadi kebakaran hutan dan lahan di enam titik lokasi berbeda dan membakar seluas 42 hektare lahan.
Baca juga: Gubernur : Warga buka lahan dengan membakar bisa dijerat hukum
"Total luas lahan terbakar sejak tanggal 22 Juli 2021 hingga 26 Juli 2021 mencapai 42 hektar. Terbanyak di Kecamatan Pintu Rime Gayo," kata Kepala Pelaksana BPBD Bener Meriah Safriadi di Redelong, Senin.
Dia merinci titik pertama kebakaran lahan pasca Idul Adha terjadi di Kampung Negeri Antara, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kamis (22/7) dengan luas lahan yang terbakar 0,2 hektare.
Baca juga: Bupati Aceh Timur minta perusahaan perkebunan sosialisasi karhutla
Kemudian terjadi di Kampung Mangku Kecamatan Bandar pada Jumat (23/7) dengan luas area terbakar mencapai 15 hektare.
Lalu masih pada Jumat (23/7) juga terjadi kebakaran di Kampung Belang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, dengan area yang terbakar seluas 10 hektare.
Selanjutnya kebakaran juga terjadi di Kampung Jongok Pondok, Kecamatan Bandar, Sabtu (24/7) dengan luas area terbakar 1 hektare dan di Kilo Meter 36 Kecamatan Pintu Rime Gayo dengan luas lahan terbakar 5 hektare juga pada hari yang sama.
Baca juga: Aceh Timur siaga karhutla
Terakhir terjadi di Kampung Belang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, pada Minggu (25/7) dengan luas area terbakar mencapai 10 hektare.
Dalam hal ini Safriadi mengimbau masyarakat agar selalu waspada dan tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan.
"Kita mengimbau masyarakat sekitar kawasan hutan untuk tidak membakar sampah, rumput, atau pun puing-puing. Pembakaran ini dapat memicu Karhutla yang tidak disengaja," ujarnya.
"Juga tidak merokok selama berada di kawasan hutan untuk mencegah puntung rokok yang nyala jatuh dan merebakkan api," kata Safriadi.