Meulaboh (ANTARA Aceh) - Sejumlah jurnalis bekerja di wilayah Kabupaten Nagan Raya melakukan aksi protes karena sudah tidak tahan terhadap diskriminasi oknum pejabat daerah setempat.
Salah seorang wartawan Dedi Iskandar di Jeuram, Jumat mengatakan aksi tutup mulut di pintu masuk ke Kompleks Perkantoran Suka Makmue tersebut untuk menolak berbagai bentuk diskriminasi dan pengekangan terhadap jurnalis.
"Jurnalis keberadaanya jelas, dalam bertugas sesuai kode etik jurnalistik bukan menjadi lawan pejabat dan bukan membawa petaka, jurnalis akan membawa suatu perubahan ke arah yang baik bagi daerah, jadi kenapa harus ada diskriminasi," katanya.
Dedi Iskandar mengatakan, ada sejumlah oknum pejabat daerah setempat yang tidak sedia disebutkan namanya berupaya membungkam sejumlah pekerja media dalam mengawal berbagai program pemerintah setempat.
Dalam aksi yang dilakukan itu, sejumlah jurnalis juga memakai penutup mulut menggunakan lakban, sebagai sikap protes dan penolakan secara keras terhadap berbagai bentuk pembungkaman pekerja media.
Aksi ini juga turut mengusung sejumlah tulisan yang menyatakan sikap penolakan mereka terhadap intimidasi yang selama ini mereka terima, dalam menjalankan tugas jurnalistik sebagai kontrol sosial terkait berbagai kebijakan pemerintah daerah di wilayah setempat.
"Sebelum pemerintah menyikapi secara serius dan menindak oknum pejabat yang melakukan intimidasi, kami menyatakan menolak untuk meliput berbagai kegiatan pemerintah," imbuhnya.
Aksi yang dilakukan beberapa pekerja media cetak dan elektronik di Kabupaten Nagan Raya tesebut berlangsung aman meski tanpa ada pengawalan pihak kepolisian, karena sejumlah jurnalis hanya inggin memperlihatkan kekompakan dan tidak takut dengan gertakan pejabat setempat.
Salah seorang wartawan Dedi Iskandar di Jeuram, Jumat mengatakan aksi tutup mulut di pintu masuk ke Kompleks Perkantoran Suka Makmue tersebut untuk menolak berbagai bentuk diskriminasi dan pengekangan terhadap jurnalis.
"Jurnalis keberadaanya jelas, dalam bertugas sesuai kode etik jurnalistik bukan menjadi lawan pejabat dan bukan membawa petaka, jurnalis akan membawa suatu perubahan ke arah yang baik bagi daerah, jadi kenapa harus ada diskriminasi," katanya.
Dedi Iskandar mengatakan, ada sejumlah oknum pejabat daerah setempat yang tidak sedia disebutkan namanya berupaya membungkam sejumlah pekerja media dalam mengawal berbagai program pemerintah setempat.
Dalam aksi yang dilakukan itu, sejumlah jurnalis juga memakai penutup mulut menggunakan lakban, sebagai sikap protes dan penolakan secara keras terhadap berbagai bentuk pembungkaman pekerja media.
Aksi ini juga turut mengusung sejumlah tulisan yang menyatakan sikap penolakan mereka terhadap intimidasi yang selama ini mereka terima, dalam menjalankan tugas jurnalistik sebagai kontrol sosial terkait berbagai kebijakan pemerintah daerah di wilayah setempat.
"Sebelum pemerintah menyikapi secara serius dan menindak oknum pejabat yang melakukan intimidasi, kami menyatakan menolak untuk meliput berbagai kegiatan pemerintah," imbuhnya.
Aksi yang dilakukan beberapa pekerja media cetak dan elektronik di Kabupaten Nagan Raya tesebut berlangsung aman meski tanpa ada pengawalan pihak kepolisian, karena sejumlah jurnalis hanya inggin memperlihatkan kekompakan dan tidak takut dengan gertakan pejabat setempat.