Calang (ANTARA) - Minat petani nilam di Kabupaten Aceh Jaya kini menurun akibat rendahnya harga jual, sehingga menyebabkan petani beralih ke profesi lainnya.
“Bekurangnya minat petani di Aceh menyuling nilam karena dipengaruhi berbagai faktor seperti rendahnya harga jual, terbatasnya lahan, dan sulitnya melakukan
penyulingan,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Jaya Abu Bakar di Calang, Kamis.
Abu Bakar menjelaskan, saat ini harga jual minyak nilam hasil penyulingan di Kabupaten Aceh Jaya mencapai Rp580 ribu per kilogram.
Beberapa bulan sebelumnya, harga jual minyak tersebut mencapai Rp740 ribu per kilogramnya.
Menurunnya harga jual minyak tersebut, kata dia, menjadi penyebab petani tidak lagi menyuling minyak nilam karena harga jual yang tidak sesuai dengan proses
penyulingan yang dilakukan.
Selain itu, kata Abu Bakar, karena rendahnya harga jual, menyebabkan petani tidak lagi menanam nilam dan beralih melakukan penanaman aneka jenis tanaman lainnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Aceh Jaya Teuku Reza Fahlevi mengatakan minat petani nilam Aceh Jaya saat ini menurun karena rendahnya harga jual.
Ia menjelaskan, saat ini banyak petani nilam di daerah ini memilih berprofesi sebagai buruh di lokasi perkebunan, untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Akibat rendahnya penanaman tanaman nilam di Aceh Jaya, saat ini luas lahan nilam di Aceh Jaya yang produktif mencapai 161 hektare.
Padahal sebelumnya, luas lahan yang berpotensi dan bisa digarap untuk menanam nilam di Aceh Jaya mencapai 821 hektare, demikian Teuku Reza Fahlevi.