Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Festival Selam Pulau Weh atau "Pulau Weh Dive Festival" di Pantai Gapang, Kota Sabang, berakhir pada tanggal 7 Juni 2015. Namun, "event" tersebut masih meninggalkan kesan bagi para peserta yang mengikutinya.
Festival yang diikuti 111 penyelam dari berbagai daerah di Tanah Air itu mendapat sambutan menarik, baik bagi peserta maupun wisatawan yang berkunjung ke daerah paling ujung barat Pulau Sumatra itu.
Ke-111 peselam tersebut terdiri atas 73 penyelam pria dan 38 penyelam wanita. Mereka berlomba untuk dua kategori, yakni "sport diving" atau olahraga menyelam dan "fun diving" atau selam santai. Hadiah yang diperebutkan mencapai Rp62 juta.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Fahlevi menyatakan bahwa festival itu terselenggara atas kerja sama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sabang dan Persatuan Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Aceh.
Reza mengatakan bahwa festival selam itu digelar untuk mempromosikan pariwisata Pulau Weh karena selama ini daerah kepulauan itu dikenal dengan wisata selamnya, terutama di kawasan Pantai Gapang dan Pantai Iboih serta Pulau Rubiah.
Taman laut menjadi salah satu daya tarik di pulau itu karena meiliki keindahan dan spesies ikan hias yang beraneka ragam.
"Promosi ini untuk menjadikan Pulau Weh sebagai destinasi utama pariwisata Aceh dan Indonesia pada umumnya. Apalagi, selama ini Pulau Weh yang lebih dikenal dengan Sabang sudah dikenal di dunia," kata dia.
Reza menambahkan bahwa festival selam tersebut juga dirangkai dengan "Seafood Culinary Competition", yakni atraksi lomba memasak kreasi berbahan makanan dari laut.
"Kompetisi memasak ini menjadi media strategis mempromosikan kekayaan dan keberagaman sumber daya luat. Kekayaan laut tersebut diramu menjadi berbagai makanan kreasi," kata Reza Fahlevi.
Selain itu, kata dia, Seafood Culinary Competition menjadi alat kampanye untuk menggugah dan membangun kesadaran masyarakat dalam rangka melindungi kelestarian ikan dengan larangan mengonsumsi hiu, lumba-lumba, dan penyu.
"Penyelenggaraan Pulah Weh Dive Festival ini bersamaan dengan 'Sabang Fair Festival', yakni merupakan pameran yang menampilkan keindahan serta keberagaman seni dan budaya dari seluruh Aceh," kata Reza Fahlevi.
Ia mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Aceh bersama pelaku industri pariwisata terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan sektor pariwisata, apalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Bagi pemerintah sendiri, kata Reza, akan melakukan perbaikan sarana dan prasarana wisata sesuai dengan kebutuhan wisatawan sehingga masa tinggal mereka bisa lama lagi.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaku wisata, seperti kelompok sadar wisata yang kini sudah terbentuk 60 kelompok.
Sangat Terkesan
Selama mengikuti festival menyelam selama dua hari itu ternyata banyak kesan menarik yang diperoleh para peserta.
Penyelam asal Medan M. Ilham Sulaiman yang meraih juara pertama pada festival itu tidak bisa menutupi kekagumannya terhadap keindahan alam baik di darat maupun di laut.
Ia menyatakan keindahan alam di Pulau Weh itu sangat luar biasa, dan tidak kalah dengan daerah lainnya di Indonesia yang sudah terkenal, seperti Bali dan Taman Laut Bunaken serta Wakatobi.
"Saya tidak menyangka kalau Sabang memiliki pantai dan taman laut yang indah. Ini merupakan potensi yang besar dan bisa menjadikan daerah ini sebagai tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara," kata Ilham yang menjuarai kelas bergengsi renang selam 5.000 meter.
Atas prestasi tersebut, yang berangkutan meraih hadiah uang Rp5 juta plus trofi dan sertifikat, sedangkan juara kedua dan ketiga diraih Muhammad Habibi dan Anuar, keduanya penyelam tuan rumah, Kota Sabang.
Kegiatan festival tersebut ternyata berdampak positif terhadap jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Sabang.
Kabid Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sabang Ramlan Yahya mengatakan bahwa memasuki awal Juni banyak wisatawan yang datang ke Sabang karena pada bulan itu ada beberapa "event" yang digelar, yakni selain menyelam, juga ada Festival Sabang Fair (FSF).
Ramlan yang juga Ketua Seksi Festival Seni dan Lomba FSF mengatakan bahwa untuk menarik wisatawan ke Sabang memang perlu diadakan kegiatan yang mendukung sektor pariwisata di daerah ini.
Oleh karena itu, Pemkot Sabang akan menjadikan festival tersebut sebagai kalender tetap sehingga sektor pariwisata di daerah ini terus berkembang dan dikenal masyarakat Indonesia dan internasional.
Menurut Ramlan, dengan adanya "event", akan menciptakan suasana baru bagi sektor pariwisata Sabang yang akhirnya membantu meningkatkan nilai ekonomi masyarakat.
Ia mengharapkan dengan adanya festival akan membawa warna bagi Sabang sehingga daerah itu tidak hanya dikenal keindahan alam, tetapi juga memiliki seni dan budaya yang indah serta kuliner yang lezat.
"Kita harapkan Sabang bisa menjadi kota transit budaya dan pariwisata Aceh, bahkan nasional, karena dengan adanya 'event-event' tersebut banyak wisatawan dari seluruh wilayah di Tanah Air bisa datang ke daerah ini," katanya.
Festival yang diikuti 111 penyelam dari berbagai daerah di Tanah Air itu mendapat sambutan menarik, baik bagi peserta maupun wisatawan yang berkunjung ke daerah paling ujung barat Pulau Sumatra itu.
Ke-111 peselam tersebut terdiri atas 73 penyelam pria dan 38 penyelam wanita. Mereka berlomba untuk dua kategori, yakni "sport diving" atau olahraga menyelam dan "fun diving" atau selam santai. Hadiah yang diperebutkan mencapai Rp62 juta.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Fahlevi menyatakan bahwa festival itu terselenggara atas kerja sama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sabang dan Persatuan Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Aceh.
Reza mengatakan bahwa festival selam itu digelar untuk mempromosikan pariwisata Pulau Weh karena selama ini daerah kepulauan itu dikenal dengan wisata selamnya, terutama di kawasan Pantai Gapang dan Pantai Iboih serta Pulau Rubiah.
Taman laut menjadi salah satu daya tarik di pulau itu karena meiliki keindahan dan spesies ikan hias yang beraneka ragam.
"Promosi ini untuk menjadikan Pulau Weh sebagai destinasi utama pariwisata Aceh dan Indonesia pada umumnya. Apalagi, selama ini Pulau Weh yang lebih dikenal dengan Sabang sudah dikenal di dunia," kata dia.
Reza menambahkan bahwa festival selam tersebut juga dirangkai dengan "Seafood Culinary Competition", yakni atraksi lomba memasak kreasi berbahan makanan dari laut.
"Kompetisi memasak ini menjadi media strategis mempromosikan kekayaan dan keberagaman sumber daya luat. Kekayaan laut tersebut diramu menjadi berbagai makanan kreasi," kata Reza Fahlevi.
Selain itu, kata dia, Seafood Culinary Competition menjadi alat kampanye untuk menggugah dan membangun kesadaran masyarakat dalam rangka melindungi kelestarian ikan dengan larangan mengonsumsi hiu, lumba-lumba, dan penyu.
"Penyelenggaraan Pulah Weh Dive Festival ini bersamaan dengan 'Sabang Fair Festival', yakni merupakan pameran yang menampilkan keindahan serta keberagaman seni dan budaya dari seluruh Aceh," kata Reza Fahlevi.
Ia mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Aceh bersama pelaku industri pariwisata terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan sektor pariwisata, apalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Bagi pemerintah sendiri, kata Reza, akan melakukan perbaikan sarana dan prasarana wisata sesuai dengan kebutuhan wisatawan sehingga masa tinggal mereka bisa lama lagi.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaku wisata, seperti kelompok sadar wisata yang kini sudah terbentuk 60 kelompok.
Sangat Terkesan
Selama mengikuti festival menyelam selama dua hari itu ternyata banyak kesan menarik yang diperoleh para peserta.
Penyelam asal Medan M. Ilham Sulaiman yang meraih juara pertama pada festival itu tidak bisa menutupi kekagumannya terhadap keindahan alam baik di darat maupun di laut.
Ia menyatakan keindahan alam di Pulau Weh itu sangat luar biasa, dan tidak kalah dengan daerah lainnya di Indonesia yang sudah terkenal, seperti Bali dan Taman Laut Bunaken serta Wakatobi.
"Saya tidak menyangka kalau Sabang memiliki pantai dan taman laut yang indah. Ini merupakan potensi yang besar dan bisa menjadikan daerah ini sebagai tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara," kata Ilham yang menjuarai kelas bergengsi renang selam 5.000 meter.
Atas prestasi tersebut, yang berangkutan meraih hadiah uang Rp5 juta plus trofi dan sertifikat, sedangkan juara kedua dan ketiga diraih Muhammad Habibi dan Anuar, keduanya penyelam tuan rumah, Kota Sabang.
Kegiatan festival tersebut ternyata berdampak positif terhadap jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Sabang.
Kabid Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sabang Ramlan Yahya mengatakan bahwa memasuki awal Juni banyak wisatawan yang datang ke Sabang karena pada bulan itu ada beberapa "event" yang digelar, yakni selain menyelam, juga ada Festival Sabang Fair (FSF).
Ramlan yang juga Ketua Seksi Festival Seni dan Lomba FSF mengatakan bahwa untuk menarik wisatawan ke Sabang memang perlu diadakan kegiatan yang mendukung sektor pariwisata di daerah ini.
Oleh karena itu, Pemkot Sabang akan menjadikan festival tersebut sebagai kalender tetap sehingga sektor pariwisata di daerah ini terus berkembang dan dikenal masyarakat Indonesia dan internasional.
Menurut Ramlan, dengan adanya "event", akan menciptakan suasana baru bagi sektor pariwisata Sabang yang akhirnya membantu meningkatkan nilai ekonomi masyarakat.
Ia mengharapkan dengan adanya festival akan membawa warna bagi Sabang sehingga daerah itu tidak hanya dikenal keindahan alam, tetapi juga memiliki seni dan budaya yang indah serta kuliner yang lezat.
"Kita harapkan Sabang bisa menjadi kota transit budaya dan pariwisata Aceh, bahkan nasional, karena dengan adanya 'event-event' tersebut banyak wisatawan dari seluruh wilayah di Tanah Air bisa datang ke daerah ini," katanya.