Meulaboh (ANTARA) - Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh Agus Arianto mengatakan peristiwa matinya seekor ikan lumba-lumba sepanjang 2,5 meter di kawasan pantai Desa Ujung Mangki, Kecamatan Bakongan, Kabupaten Aceh Selatan pada Ahad (2/1) lalu karena terdampar.
“Matinya ikan lumba-lumba ini karena terdampar, sejauh ini belum kita temukan indikasi lain,” kata Agus Arianto yang dihubungi ANTARA dari Meulaboh, Aceh Barat,
Selasa.
Ia menjelaskan, mamalia laut yang ditemukan mati oleh warga tersebut setelah dilakukan pengamatan di bagian tubuh ikan, juga tidak ditemukan adanya bekas tanda
kekerasan atau tanda lainnya yang menyebabkan ikan tersebut mati.
Agus Arianto mengatakan sejak awal ditemukan, kondisi lumba-lumba tersebut diperkirakan sudah mati di pinggir pantai.
Guna menghindari bau busuk disekitar pemukiman masyarakat, petugas BKSDA bersama BPBD, TNI, Polri, relawan lingkungan dan masyarakat kemudian memutuskan untuk mengubur ikan tersebut di sekitar lokasi ikan ditemukan.
“Jadi, matinya ikan lumba-lumba ini murni karena terdampar,” katanya.
Seperti diberitakan, seekor ikan lumba-lumba dengan panjang sekitar 2,5 meter ditemukan mati di pinggir pantai Desa Ujung Mangki, Kecamatan Bakongan, Kabupaten Aceh Selatan, Ahad.
Petugas damkar 05 Bakongan BPBD Aceh Selatan Ali Imran kepada ANTARA, mengatakan peristiwa terdamparnya mamalia laut berukuran 2,5 meter tersebut diketahui oleh seorang warga setempat yang kebetulan melintas di pinggir pantai.
Ini dia penyebab lumba lumba mati di Aceh Selatan
Selasa, 4 Januari 2022 14:51 WIB