Banda Aceh (ANTARA) - Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sepakat menjalin kemitraan dalam bidang pendidikan, berupa penyelenggaraan program Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr).
Ketua Umum IAI G. Budi Yulianto di Banda Aceh, Rabu, mengatakan USK kampus pertama di Pulau Sumatra yang menjalin kerja sama dengan pihaknya terkait dengan program kemitraan bidang pendidikan itu.
“Jika secara keseluruhan, IAI telah melakukan 38 kali penandatangan MoU (nota kesepahaman) seperti dengan USK ini,” katanya saat penandatangan nota kesepahaman kerja sama kedua pihak itu di Balai Senat USK Banda Aceh.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut oleh Rektor USK Banda Aceh Samsul Rizal dan Ketua Umum IAI G. Budi Yulianto.
Menurut dia, kerja sama tersebut penting bagi pengembangan dunia arsitektur di Indonesia, sebab setiap tahun ada 6.000 sarjana arsitek baru di Indonesia, di mana dari jumlah tersebut hanya 15-20 persen yang menjadi arsitek profesional.
“Kami berharap USK dapat menjadi kampus pertama di Sumatra yang membuka program PPAr ini. Tentu saja hal ini sangat membantu sekali lahirnya arsitek yang profesional,” katanya.
Rektor USK Banda Aceh Samaul Rizal menyambut baik kemitraan dengan IAI untuk membuka program PPAr di Fakultas Teknik USK.
Ia berharap, USK dapat mengembangkan program pendidikan profesi yang lebih responsif terhadap persoalan aktual dan krusial di masyarakat.
“Semoga program PPAr ini nantinya dapat menghasilkan arsitek-arsitek yang profesional serta bertanggung jawab sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan IAI secara nasional maupun syarat dari UIA secara internasional,” kata dia.
Selain rencana membuka program PPAr, poin lain dari kerja sama ini bahwa kedua pihak sepakat untuk melakukan publikasi bersama, penyediaan dosen tamu, pengembangan ilmu keprofesian, "reviewer" untuk studio perancangan dan PPAr, serta seminar atau pertemuan ilmiah lainnya.